Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Haaretz: Doktrin Militernya Gagal Hadapi Iran dan Poros Perlawanan, Posisi Israel Makin Lemah di Mata Internasional

Haaretz: Doktrin Militernya Gagal Hadapi Iran dan Poros Perlawanan, Posisi Israel Makin Lemah di Mata Internasional

POROS PERLAWANAN – Harian Haaretz dalam tulisannya menyatakan, doktrin militer “The War between The Wars” telah gagal di hadapan Iran dan Poros Perlawanan.

Dilansir Fars, “The War between The Wars” adalah doktrin militer Israel berupa tindakan periodik Rezim Zionis untuk melancarkan operasi militer terhadap musuh, dengan tujuan mengurangi kekuatan mereka di hadapan Tel Aviv.

Dalam analisisnya, Gil Murciano mengakui kegagalan doktrin ini dalam membendung kemenangan faksi-faksi pejuang Palestina dan kemajuan mereka dalam memberikan pukulan kepada Rezim Zionis.

“Doktrin ini telah menjadi sebuah konsep kunci strategis keamanan nasional Israel selama satu dekade terakhir. Operasi militer tanpa batasan ini telah menjadi alternatif mudah di hadapan inisiatif diplomatik terkait konflik Israel dengan Palestina,” tulis Murciano.

“Periode terbaru konfrontasi antara Israel dan Hamas menunjukkan, dengan tidak adanya sebuah bingkai diplomatik, strategi militer ini memiliki keterbatasan pokok dalam menciptakan realita langgeng untuk Israel.”

Menurut Murciano, poros fundamental doktrin militer Israel adalah menyulut konfrontasi-konfrontasi interim dan besar tiap beberapa tahun melawan Poros Perlawanan atau IRGC.

“Tujuannya adalah menunda gesekan selama mungkin dan memperkuat basis strategis Israel dalam jangka menengah serta mempersiapkannya untuk periode konfrontasi berikutnya,” papar Murciano.

Meski demikian, strategi ini tidak berhasil meraih tujuan-tujuan besar dalam beberapa tahun terakhir. “Semua konfrontasi dalam tiap periode kian membuat Israel lebih lemah dari sebelumnya.”

Murciano lalu menyebut keputusan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk menyelidiki kejahatan perang Rezim Zionis sebagai bukti melemahnya posisi Israel di pentas internasional.

Ia menyebut bahwa strategi ini tidak memiliki visi-visi jangka panjang, juga tidak memerhatikan motivasi-motivasi Poros Perlawanan.

Murciano juga menyatakan, Kesepakatan Abraham yang menormalisasi hubungan Israel dengan sejumlah negara Arab juga hanya merupakan buah dari pemanfaatan kesempatan sementara. Ia memandang bahwa normalisasi ini bukan hasil dari sebuah program perdamaian Israel.

“Di saat kita sibuk mempertahankan kondisi yang ada, Iran, Hamas, dan Hizbullah tengah belajar, beradaptasi, dan memperbaiki situasi untuk periode konfrontasi yang akan datang,” pungkas Murciano.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *