Loading

Ketik untuk mencari

Eropa Irak

Wallace: Jika Inginkan Perdamaian dan Stabilitas Timteng, UE Harus Ikut Dorong AS Segera Angkat Kaki dari Irak

Wallace: Jika Inginkan Perdamaian dan Stabilitas Timteng, UE Harus Ikut Dorong AS Segera Angkat Kaki dari Irak

POROS PERLAWANAN – Wakil Irlandia di Parlemen Eropa, Mick Wallace melalui pesan Twitter-nya menegaskan Tentara AS harus angkat kaki dari Irak.

“Jika Uni Eropa menghendaki perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah, Uni Eropa mesti mendukung keluarnya Tentara AS dari Irak,” cuit Wallace, seperti dilansir Fars.

“AS sudah cukup membuat kerusakan. Jika AS menolak untuk menghormati keputusan demokratis Parlemen Irak soal keluarnya negara ini dari Irak, berarti AS tidak melakukan apa pun demi perdamaian,” imbuhnya.

Sebelum ini, Wallace juga mengkritik ketergantungan Uni Eropa terhadap AS.

Dalam akun Twitter-nya, ia menulis, ”Tampaknya level ketundukan Uni Eropa terhadap imperialisme AS telah sampai ke level baru, yang menunjukkan tiadanya kemandirian, kekuatan, dan kepemimpinan di lembaga-lembaga Uni Eropa”.

“Upaya-upaya yang dilakukan AS untuk menambah kesenjangan antara Uni Eropa serta Rusia dan China bukan hanya upaya untuk mengucilkan Moskow dan Beijing. Tapi itu adalah upaya AS untuk membuat Uni Eropa lebih terikat dan tergantung kepada dirinya. Sayang sekali, Uni Eropa yang lemah telah jatuh dalam perangkap ini,” tandas Wallace.

Saat berkecamuknya pertempuran antara pejuang Palestina melawan Israel, Wallace juga mengkritik standar ganda Uni Eropa terkait kejahatan-kejahatan Rezim Zionis.

“Bombardir atas warga sipil dan infrastruktur Gaza oleh Israel telah sampai ke level kejahatan perang. Hingga kini, dunia belum mengutuk tindakan Israel ini. Hal ini juga menunjukkan dualisme Uni Eropa. Kapankah kita akan membicarakan fakta genosida atas rakyat Palestina yang dilakukan Israel?” cuitnya.

Di lain pihak, kelompok-kelompok Poros Perlawanan di Irak mulai menggunakan drone agar tidak terlacak oleh sistem pertahanan yang dipasang di sekitar pangkalan militer dan pusat diplomatik. Hal ini tak pelak memicu kekhawatiran Tentara AS.

Menurut Washington Post, al-Hashd al-Shaabi kadang kala menggunakan drone, alih-alih menembakkan roket. Drone-drone itu terbang di ketinggian rendah sehingga sistem pertahanan tidak bisa melacaknya.

Sejumlah sumber mengatakan kepada Washington Post, sebuah hanggar pesawat di dalam komplek bandara di utara Arbil telah menjadi sasaran serangan drone. Petinggi Koalisi mengatakan, jalur penerbangan drone ini bisa dilacak hingga radius 10 km dari situs yang menjadi target serangan. Namun jejaknya hilang saat drone itu memasuki jalur penerbangan sipil.

Seorang pejabat AS di Koalisi Internasional Anti-ISIS mengungkapkan, hal ini menjadi “kekhawatiran terbesar” Koalisi di Irak.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *