Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Hamas: Normalisasi dengan Israel adalah Proyek Khusus AS-Zionis Ubah ‘Prioritas Konflik’ di Kawasan

Hamas: Normalisasi dengan Israel adalah Proyek Khusus AS-Zionis Ubah ‘Prioritas Konflik’ di Kawasan

POROS PERLAWANAN – Setelah berlalunya satu tahun dari kesepakatan normalisasi sebagian negara Arab dengan Israel, Hamas dalam statemennya menyebutnya sebagai “kesepakatan yang sangat berbahaya”.

Dilansir Fars, Hamas memperingatkan bahaya kesepakatan semacam ini dan dampaknya atas isu Palestina, negara-negara Arab-Islam, serta keamanan nasional mereka.

Mengutip dari statemen Hamas, Rai al-Youm menyebut perjanjian yang lazim disebut “Kesepakatan Abraham” itu sebagai proyek khusus AS-Zionis. Tujuannya adalah menormalisasi hubungan dengan Rezim Zionis di level regional.

Menurut Hamas, tujuan kesepakatan ini adalah menggabungkan Rezim Zionis di Kawasan dan menciptakan aliansi dengannya. Dengan adanya proyek ini, maka “prioritas konflik” di level regional pun akan berubah.

Hamas menegaskan, tujuan mengubah prioritas konflik adalah menyulut sebuah perang regional internal, alih-alih memerangi Rezim Zionis sebagai penjajah Palestina dan bahaya terbesar di Kawasan. Perang regional internal ini, kata Hamas, akan melenyapkan kekuatan negara-negara Islam dan faktor-faktor pertumbuhannya.

Tujuan lain dari perubahan prioritas konflik ini, tambah Hamas, adalah mengucilkan Palestina dan faksi-faksi Poros Perlawanan. Kesepakatan normalisasi digunakan Rezim Zionis untuk melawan bangsa Palestina, menodai kesucian Masjid Aqsa, dan memuluskan proyek Yahudisasi di Quds.

Sembari menyinggung meluasnya pembangunan permukiman Zionis dan penjarahan tanah-tanah Palestina oleh Israel, Hamas meminta dari negara-negara Arab untuk meralat kekeliruan politik mereka, kemudian menyelaraskan diri dengan norma bangsa-bangsa di Kawasan, yaitu penolakan terhadap segala bentuk normalisasi.

Di tahun 2020 lalu, negara-negara UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko meneken kesepakatan normalisasi dengan Rezim Zionis. Kesepakatan ini dimediasi oleh Presiden AS saat itu, Donald Trump. Dengan kesepakatan ini, negara-negara tersebut secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *