Yaman Kecam PBB Ikuti Plot Agresor Politisasi Vonis Peneror Syahid Samad
POROS PERLAWANAN – Sekjen PBB, Antonio Guterres melalui Jubirnya pada Minggu 19 September mengkritik hukuman mati atas 9 pelaku teror atas Syahid Saleh Samad. Ia mengklaim, Sanaa tidak mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengadili para terdakwa.
Dilansir al-Alam, tudingan ini ditanggapi salah satu petinggi Ansharullah, Muhammad Ali al-Houthi. Ia mengatakan, ”Badan Yudikatif Republik Yaman menjatuhkan vonis berdasarkan sebuah rujukan konstitusional. Tindakan Guterres dalam mempertanyakan hukuman mati para pelaku teror Syahid Samad adalah tindak politisasi keliru yang tidak berlandaskan bukti serta fakta.”
“Tindakan Guterres untuk mempertanyakan vonis hukuman mati para peneror Syahid Samad dilakukan atas permintaan negara-negara agresor, karena mereka berkaitan erat dengan kejahatan ini,” imbuh al-Houthi.
Anggota Dewan Tinggi Politik Yaman ini menegaskan, negara-negara agresor menyusun rencana dan membiayai pembunuhan atas Samad. Menurut al-Houthi, negara-negara itu mengakui hal tersebut dan menyatakan bahwa mereka mengandalkan kaki tangan mereka di darat dalam menentukan target.
Jurnalis Yaman, Ali al-Zuhri juga menyatakan, vonis hukuman mati dijatuhkan setelah melalui tahap-tahap hukum yang berlaku.
“PBB mengecam hukuman mati ini karena hanya bersandar kepada berita-berita di media sosial dan tidak mengetahui seluk beluk berkas ini,” kata al-Zuhri kepada al-Alam.
Menurutnya, hukuman mati ini adalah pesan bagi semua kaki tangan yang bekerja sama dengan Koalisi Saudi.
Wakil Menteri Informasi Yaman, Nasrudin Amir juga mengatakan, ”Badan Yudikatif Yaman menjatuhkan vonis berdasarkan pengakuan para pelaku sendiri. Pengakuan mereka akan segera dipublikasikan.”
Ia menambahkan, PBB selalu membela negara-negara yang mengagresi Yaman. Sebab itu, sikap PBB dalam masalah ini tidak berharga sama sekali.
Syahid Samad, mantan Ketua Dewan Eksekutif Politik Yaman, gugur pada tahun 2018 silam dalam sebuah serangan udara yang dilancarkan Saudi di al-Hudaydah.
