Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Hizbullah dan Amal Desak Pemerintah Lebanon Terima Tawaran Pasokan Listrik Iran

Hizbullah dan Amal Desak Pemerintah Lebanon Terima Tawaran Pasokan Listrik Iran

POROS PERLAWANAN-Kelompok Hizbullah dan Amal pada Minggu 3 April mengadakan pertemuan di selatan Lebanon. Di akhir pertemuan, mereka merilis statemen bersama terkait sejumlah isu domestik dan regional.

Dikutip Fars dari Russia Today, kedua kelompok tersebut membahas perkembangan domestik dan regional terbaru. Mereka menekankan langkah dan perencanaan untuk mengurangi problem hidup rakyat Lebanon, juga persiapan untuk menyelenggarakan Pemilu legislatif di negara itu.

Hizbullah dan Amal meminta Pemerintah Lebanon bersikap berani dan tidak tunduk kepada tekanan-tekanan AS. Pemerintah Beirut juga didesak agar tidak memercayai janji-janji dusta Dubes AS, Dorothy Shea soal pasokan listrik dari Mesir dan Yordania.

Mereka menyatakan, Pemerintah Lebanon harus secepat mungkin menerima tawaran Iran yang bisa mengatasi masalah ini demi memenuhi kebutuhan listrik rakyat. Menlu Iran, Hossein Amir Abdollahian dalam kunjungan terakhirnya ke Beirut telah mengajukan tawaran ini.

“Kami siap melanjutkan kerja sama dagang dan ekonomi dengan Lebanon, juga membangun dua pusat pembangkit tenaga listrik seribu megawatt di negara ini,” kata Abdollahian saat itu.

Beberapa waktu lalu, Sekjen Hizbullah dalam pidatonya menyatakan, rakyat Lebanon tidak mendapatkan apa pun dari AS kecuali janji-janji dusta.

“AS banyak berjanji soal minyak dan listrik. Tapi mana yang dipenuhinya? Apakah kalian tahu bahwa hingga saat ini, Kemenlu AS belum memberitahu Mesir dan Yordania secara tertulis bahwa mereka dikecualikan dari UU Caesar, sehingga bisa mengekspor listrik dan bahan bakar?” kata Sayyid Hasan Nasrallah.

Menurutnya, sejak satu setengah tahun lalu, perusahaan-perusahaan Rusia dan China telah mengajukan tawaran-tawaran kepada Beirut. Namun Pemerintah Lebanon menolaknya lantaran ditekan AS.

“Sebuah perusahaan Rusia menawari untuk membangun kilang minyak. Namun tawaran ini ditolak. Padahal perusahaan ini siap memenuhi semua kebutuhan Lebanon kepada komoditas minyak. Bahkan siap menjual produk-produk minyak dengan mata uang Lebanon dan menjadikan Lebanon sebagai eksportir produk-produk ini. Namun setelah 1,5 tahun hingga kini, Lebanon belum menanggapi,” jelas Sayyid Nasrallah.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *