Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Jurnalis Zionis: Di Qatar, Kami Sadar Besarnya Kebencian Muslimin kepada Israel

Jurnalis Zionis: Di Qatar, Kami Sadar Besarnya Kebencian Muslimin kepada Israel

POROS PERLAWANAN – Jurnalis harian Yedioth Ahronoth mengakui bahwa mereka telah menyaksikan kebencian Muslimin dan Arab terhadap Israel. Mereka berkata akan meninggalkan Qatar dengan perasaan yang sangat buruk.

Diberitakan al-Alam, jurnalis harian Zionis ini menambahkan, ”Kami melihat bagaimana mereka ingin menyungkurkan hidung kami ke tanah. Kami melihat bahwa apa pun yang berkaitan dengan Israel menimbulkan kebencian di hati dan kejijikan.”

“Orang-orang Palestina, Qatar, Maroko, Yordania, Suriah, Mesir, dan Lebanon memandang kami dengan penuh amarah dan kebencian di jalanan Qatar.”

“Kami memperkenalkan diri sebagai orang Israel. Namun saat kami melihat bahwa ini justru membuat kami direndahkan dan dihujat, kami memutuskan untuk memperkenalkan diri sebagai jurnalis dari Ekuador,” lanjutnya.

Dalam beberapa hari lalu, sejumlah berita dan berbagai klip menunjukkan para suporter sepak bola dari negara-negara Muslim mengusir serta mengecam tim jurnalis media-media Israel.

Tindakan para suporter ini membuat para jurnalis Rezim Zionis di Qatar mengakui bahwa mereka benar-benar terkucilkan.

Salah seorang jurnalis Israel mengatakan bahwa ketika identitas dirinya terkuak, pemilik sebuah restoran mengusirnya keluar. Seorang sopir taksi juga menurunkannya di jalan setelah tahu dia adalah orang Israel.

Sejumlah jurnalis Zionis mengumumkan bahwa dengan adanya penentangan dan kebencian para suporter sepak bola dari negara-negara Muslim, mereka terisolasi dan tidak bisa meliput berita serta atmosfer Piala Dunia 2022 dengan normal.

Pihak Rezim Zionis mengatakan bahwa tidak ada perlakuan buruk terhadap sekitar 1.000-2.000 suporter Israel di Qatar. Namun Israel mengakui adanya “sejumlah insiden” terkait dengan media-media Zionis.

Klip-klip yang menunjukkan keengganan para suporter Arab diwawancarai media Israel tersebar di medsos dengan berbagai judul, seperti “boikot atas media-media Israel” dan “pengabaian kepada para jurnalis Israel”.

Dalam sebuah klip yang viral di medsos, awalnya jurnalis Kanal 12 Israel berbasa-basi dengan seorang pemuda Lebanon dengan menggunakan bahasa Arab. Ia berharap akan mendapat sambutan hangat ketika ia memberitahukan identitasnya.

Namun ketika pemuda Lebanon itu mendengar kata “Israel”, ia langsung memotong wawancara dan pergi. Dari kejauhan, ia berkata kepada jurnalis Kanal 12 bahwa “Israel tidak ada dan nama negeri itu adalah Palestina”.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *