Loading

Ketik untuk mencari

Asia Barat

Kejatuhan Afghanistan Akibat Perjanjian Sembrono Trump dengan Taliban

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, H.R. McMaster mengatakan bahwa pengambilalihan cepat oleh Taliban atas Afghanistan terjadi karena mantan Presiden Donald Trump membuat “perjanjian kapitulasi dengan Taliban”.

Dalam sebuah wawancara di NBC News pada Selasa, McMaster, yang bertugas di bawah Pemerintahan Trump dari Februari 2017 hingga April 2018, mengatakan jatuhnya Pemerintah Afghanistan “seharusnya tidak mengejutkan” bagi Pemerintahan Biden.

McMaster diminta untuk menanggapi komentar Presiden Joe Biden pada Senin bahwa raihan penguasaan teritorial oleh Taliban dan jatuhnya Kabul terjadi “lebih cepat dari yang kami perkirakan”.

“Mereka seharusnya tidak terkejut,” jawab McMaster, menambahkan bahwa dua pemerintahan terakhir memberikan “pukulan psikologis kepada Afghanistan” dengan “memberi tahu mereka bahwa kami akan mundur, membuat konsesi demi konsesi dengan Taliban, bahkan tidak mengizinkan Pemerintah Afghanistan untuk berpartisipasi dalam apa yang menjadi perjanjian kapitulasi kami dengan Taliban”.

“Jadi, itu seharusnya tidak mengejutkan sama sekali,” tambah pensiunan jenderal Angkatan Darat itu.

“Kami memiliki tiga presiden berturut-turut yang mengatakan itu tidak layak di Afghanistan dan orang-orang Amerika tidak pernah mendengar apa yang perlu mereka dengar dari para pemimpin (presiden) di ketiga Pemerintahan itu,” kata McMaster.

Pada Senin 16 Agustus, Biden mendukung keputusannya untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan, dengan mengatakan bahwa “kita harus bergerak maju dari sini”, setelah Taliban mengambil alih negara itu.

Dia berpendapat bahwa tangannya terikat pada apa yang bisa dia lakukan di negara Asia Barat itu karena kesepakatan Trump dengan Taliban untuk menarik pasukan Amerika pada Mei 2021.

“Pilihan yang harus saya buat sebagai presiden Anda adalah untuk menindaklanjuti kesepakatan itu atau bersiap untuk kembali memerangi Taliban di tengah musim pertempuran musim semi,” kata Biden. “Tidak akan ada gencatan senjata setelah 1 Mei.”

McMaster, yang meninggalkan Pemerintahan AS menyusul ketidaksepakatan yang berlanjut dengan Trump mengenai posisi kebijakan utama, berpendapat bahwa “Presiden Trump, seperti yang dilakukan Presiden Obama dan seperti yang dilakukan Presiden Biden, memprioritaskan penarikan kami atas pencapaian segala jenis tujuan yang layak di Afghanistan”.

Mantan pejabat Trump itu menambahkan bahwa “prioritas nomor satu” saat ini harus membantu warga sipil Afghanistan keluar dari negara itu karena Taliban sedang bekerja untuk membentuk Pemerintahan baru.

Sementara itu, militer AS pada Selasa berjanji untuk mempercepat penerbangan evakuasi keluar dari Afghanistan.

Kelompok besar warga sipil Afghanistan menyerbu landasan bandara pada Senin untuk mengejar penerbangan keluar dari Afghanistan, dengan panik mencoba meninggalkan negara itu, yang telah diduduki oleh AS sejak tahun 2001. Beberapa orang di antara kerumunan mencoba melompat ke pesawat yang bergerak.

Kekacauan di bandara mendorong militer AS untuk menghentikan penerbangan sampai lapangan terbang dapat diamankan.

Militer AS mengatakan pihaknya berencana untuk meningkatkan satu penerbangan keluar dari Kabul per jam dalam 24 jam ke depan, Mayor Jenderal Hank Taylor dari Staf Gabungan mengatakan kepada wartawan.

“Saya ingin menegaskan bahwa kami fokus pada misi saat ini untuk memfasilitasi evakuasi yang aman bagi warga AS, [pemohon Visa Imigran Khusus] dan warga Afghanistan yang berisiko, untuk mengeluarkan personel ini dari Afghanistan secepat dan seaman mungkin,” Taylor menegaskan. “Misi itu tidak berubah. Misi ini memiliki makna sejarah, dan adalah kewajiban kita untuk tegas dalam melindungi kehidupan Amerika dan Afghanistan.”

Beberapa warga Afghanistan pada Senin ditabrak atau jatuh dari pesawat militer Amerika yang lepas landas dari landasan pacu saat mereka berpegangan pada pesawat itu, menurut The Associated Press. Sedikitnya tujuh orang dilaporkan tewas.

Selain itu, pasukan AS menembak mati dua pria bersenjata di bandara Kabul, yang mereka katakan menghadirkan “ancaman permusuhan” dalam dua insiden terpisah. Kirby mengatakan tidak ada indikasi kedua orang itu adalah Taliban.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *