Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Konspirasi Baru atas Suriah Gagal, Suku-suku al-Hasakah Balik Usir Militer dan Mata-mata AS

Konspirasi Baru atas Suriah Gagal, Suku-suku al-Hasakah Balik Usir Militer dan Mata-mata AS

POROS PERLAWANAN – Washington kian merasa terancam oleh faksi-faksi Poros Perlawanan, menyusul bertambahnya operasi mereka dalam menyerang Tentara AS di timur Suriah.

Dilansir Fars, AS menduduki sejumlah kawasan di timur dan utara Suriah, yang di sana terdapat sumur-sumur minyak dan gas. Washington bekerja sama dengan milisi Kurdi pro-AS untuk menjarah kekayaan sumber alam Suriah.

Menurut laporan Rai al-Youm, AS menyimpulkan bahwa pihaknya pasti akan gagal jika hanya mengandalkan milisi Kurdi ini. Sebab itu, AS mengirim beberapa utusan untuk menemui suku-suku Suriah.

Dengan mengirim para utusan ini, tulis Rai al-Youm, Washington merekrut para Kepala dan tokoh suku-suku Suriah, agar bisa memanfaatkan mereka untuk meraih tujuan-tujuannya.

Laporan ini menyebutkan, baru-baru ini para utusan militer AS bersama sejumlah pakar dari CIA dan penerjemah Arab telah mengunjungi beberapa desa dan distrik di Provinsi al-Hasakah di utara Suriah.

Rai al-Youm memberitakan, dalam kunjungan tersebut para utusan AS menemui sejumlah tetua suku Bani Sab’ah, yang merupakan salah satu suku terpenting kabilah Thay. Utusan AS telah memberikan tawaran-tawaran menggiurkan kepada suku tersebut.

Utusan AS berjanji, jika suku-suku Suriah menerima proyek Washington (untuk memecah-belah Suriah), mereka akan mendapatkan gaji bulanan dalam jumlah besar.

Meski begitu, tawaran AS ini ditolak mentah-mentah oleh para tetua suku. Mereka mengusir utusan AS dan menegaskan keterikatan mereka dengan Suriah.

Suku-suku Suriah menegaskan, mereka akan berpihak kepada Pemerintah Damaskus dalam memerangi Penjajah AS dan para anteknya.

Rai al-Youm menulis, AS tidak sadar bahwa masa sudah berubah. Pendudukan Irak oleh AS tak akan terulang di Suriah, sebab suku-suku negara ini telah menyaksikan wajah buruk Paman Sam dan dampak kebijakan destruktifnya di Irak, Libya, dan Yaman.

“Dusta, barang, dan dolar-dolar beracun AS sudah tidak laku lagi… Perang pembebasan di Suriah dan Irak telah memasuki tahap akhir, dan tak akan berhenti hingga serdadu terakhir AS angkat kaki dari negara-negara ini,” tandas Rai al-Youm.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *