Kontradiksi Washington: Ancam Lanjutkan Tekanan tapi Ingin Berunding dengan Teheran
POROS PERLAWANAN – Jubir Kemenlu AS, Morgan Ortagus dalam wawancara dengan CNBC merilis statemen kontradiktif. Dilansir Fars, ia menyatakan bahwa Washington akan terus melanjutkan kebijakan Tekanan Maksimum, namun di saat yang sama, AS masih berupaya membuat “kesepakatan yang lebih baik” dengan Iran.
“Kampanye Tekanan Maksimum ekonomi kita masih terus berjalan. Namun ingat bahwa Presiden Trump berkata bahwa ia menginginkan sebuah solusi damai dengan Iran. Presiden menyatakan ingin berunding dengan Iran untuk sebuah kesepakatan yang lebih ideal,” ucap Ortagus.
Dalam beberapa bulan terakhir, Gedung Putih meningkatkan tekanan atas Iran dengan tujuan memaksa negara ini tunduk terhadap AS. Akhir pekan lalu, AS secara sepihak mengklaim bahwa sanksi-sanksi internasional PBB atas Iran telah diaktifkan kembali. Klaim ini mendapat penentangan Dewan Keamanan PBB, juga negara-negara anggota JCPOA.
Pasca klaim ini, Pemerintah AS pada hari Senin 21 September mengumumkan perberlakuan sanksi atas sejumlah lembaga dan pejabat Iran.
Dalam wawancaranya, Ortagus kembali mengulang klaim Washington terkait “miliaran dolar hutang AS yang telah dibayarkan kepada Teheran pasca JCPOA.”
Ia mengatakan, salah satu cacat utama JCPOA adalah “diberikannya miliaran dolar pasca pengurangan sanksi,” yang diklaim Ortagus digunakan “untuk membuat rudal-rudal”.
Angka 1,7 milyar dolar yang diklaim Pemerintahan Trump telah dibayarkan kepada Iran, pada hakikatnya adalah utang Washington kepada Teheran yang sudah sangat lama. Uang ini diblokir di AS lantaran sebuah transaksi persenjataan yang tidak rampung dan mesti dibayarkan oleh Washington. Sedangkan angka 15 miliar dolar yang diklaim Trump telah diberikan kepada Iran, tidak benar dan angka yang sesungguhnya jauh lebih kecil.
