Korea Utara Resmi Akui Donetsk dan Luhansk sebagai Republik Merdeka
POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Korea Utara secara resmi mengakui Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR), dua wilayah timur Ukraina yang memisahkan diri, hampir lima bulan setelah Rusia memulai operasi militernya di bekas Republik Soviet.
Pada 2014, Donetsk dan Luhansk, yang secara kolektif dikenal sebagai Donbass, diubah menjadi Republik independen oleh etnis Rusia, yang menyebabkan konflik berdarah antara pasukan Pemerintah dan separatis bersenjata.
Konflik selama bertahun-tahun menewaskan lebih dari 14.000 orang, sebagian besar dari Donbass. Moskow menuduh Kiev melakukan kekejaman terhadap etnis Rusia di dua wilayah yang memisahkan diri.
Pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan “operasi militer khusus” di Ukraina untuk mendemiliterisasi dan “de-Nazifikasi” negara bekas Soviet dan untuk “membebaskan” wilayah Donbass, dua hari setelah dia secara resmi mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka.
Pada Rabu kemarin, pemimpin Donetsk Denis Pushilin mengumumkan bahwa Korea Utara telah secara resmi mengakui DPR.
“Republik Demokratik Rakyat Korea mengakui Republik Rakyat Donetsk hari ini. Status internasional Republik Rakyat Donetsk dan kenegaraannya terus menguat. Ini adalah kemenangan diplomatik lain bagi kami,” katanya di saluran telegram resminya.
Pushilin mengharapkan “kerja sama yang bermanfaat” dan meningkatkan perdagangan dengan Korea Utara.
Selain itu, kantor berita Rusia TASS mengatakan bahwa Kedutaan Korea Utara di Moskow telah mengonfirmasi pengakuan kemerdekaan kedua wilayah tersebut, Reuters melaporkan.
Kedutaan Besar DPR di Moskow memposting foto di saluran Telegram tentang upacara di mana Duta Besar Korea Utara untuk Moskow, Sin Hong-chol menyerahkan sertifikat pengakuan kepada utusan DPR, Olga Makeyeva.
Pengakuan itu akan menjadikan Korea Utara sebagai negara ketiga, setelah Rusia dan Suriah, yang mengakui wilayah-wilayah yang memisahkan diri itu sebagai negara merdeka.
