Legislator Irak: Parlemen Bisa Hentikan Rencana Penambahan ‘Pasukan NATO’ yang Sebenarnya adalah Tentara AS

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, anggota Fraksi Badr di Parlemen Irak, Abbas Zamili menyatakan Parlemen Irak bisa menghentikan rencana penambahan serdadu asing di Irak. Menurutnya, ini adalah sebuah rencana Barat yang bertujuan untuk menjauhkan Irak dari kemerdekaan.

“Washington dan para sekutu Eropa menyusun rencana untuk menghalangi kemerdekaan Irak dan keluarnya pasukan asing dari wilayah negara ini. Sebab itu, mereka adalah dalang di balik semua masalah dan ditargetkannya Pasukan Keamanan serta al-Hashd al-Shaabi,” kata Zamili kepada al-Maalomah.

Ia menambahkan, orang-orang Barat terus mencari alasan untuk bertahan di Irak dan mencampuri urusan internalnya, dengan tujuan mencegah negara ini merdeka.

Zamili berpendapat, Parlemen Irak punya kemampuan untuk menghentikan rencana penambahan pasukan NATO di dalam Irak. Terlebih bahwa Pemerintah Irak tidak campur tangan dalam keputusan untuk menambah pasukan asing itu, juga tidak mencegah rencana yang diambil dengan dalih serangan ke Zona Hijau dan Arbil.

Sekjen NATO, Jens Stoltenberg pada 18 Februari lalu mengatakan, pihaknya akan menambah jumlah pasukannya di Irak hingga delapan kali lipat, yaitu dari 500 personel menjadi 4.000 personel.

Pengumuman rencana ini ditanggapi negatif oleh kebanyakan anggota Parlemen Irak dan tokoh agama Irak. Mereka meyakini, pasukan NATO sebenarnya adalah Tentara AS sendiri dan ini adalah permainan baru AS yang merupakan atasan NATO.

Komandan Pasukan NATO di Irak, Jenderal Peter Olson pada Selasa lalu mengumumkan, keputusan penambahan serdadu NATO diambil usai pertemuannya dengan Penasihat Keamanan Nasional Irak, Qasim al-Aaraji. Olson mengaku, al-Aaraji secara resmi telah mengajukan permohonan penambahan serdadu NATO dan perluasan aktivitas mereka di Irak.