Loading

Ketik untuk mencari

Rusia

Menlu Rusia: Kelakuan AS seperti Preman Jalanan, Kriminal Pengacau dan Pencari Keributan

Menlu Rusia: Kelakuan AS seperti Preman Jalanan, Kriminal Pengacau dan Pencari Keributan

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, Menlu Rusia Sergey Lavrov dalam wawancara dengan Kanal I Rusia menyatakan, saat ini pendeskripsian orang atau kejadian dengan masalah-masalah keseharian sudah menjadi hal biasa.

“Anak-anak dalam berbagai usia bermain di gang-gang. Selalu ada dua atau tiga orang preman yang muncul dan memukuli serta memeras mereka,” kata Lavrov.

Lavrov menyerupakan AS dengan para preman yang selalu mengacau dan melakukan aksi kriminal. Ia menegaskan, Rusia tidak seperti ini, karena mereka sudah dewasa dan tidak mencari keributan.

Menlu Rusia lalu menyinggung penghinaan Presiden AS, Joe Biden kepada Presiden Vladimir Putin. Ia berkata, ”Balasan Putin kepada statemen Biden adalah jawaban diplomatis dan bernada sindiran.”

“Kami prihatin bahwa pihak AS menolak tawaran Putin untuk melakukan dialog live dengan Biden,” lanjut Lavrov.

“Saya tegaskan kembali bahwa pernyataan Biden sangat memuakkan dan tidak bisa diterima.”

Ia menyatakan, Putin yang akan mengambil keputusan kapan Dubes Rusia untuk AS, Anatoly Antonov kembali ke Washington.

Seperti diketahui, Biden baru-baru ini menyatakan persetujuannya bahwa Putin adalah “pembunuh”.

Di bagian lain wawancara, Lavrov menegaskan bahwa Rusia dan China tidak butuh membentuk aliansi militer seperti NATO.

“Biasanya orang-orang kerap menyebar gosip soal kemungkinan Rusia dan China membentuk aliansi militer. Padahal dalam salah satu perjanjian tingkat tinggi antara dua negara, telah disebutkan bahwa hubungan Rusia-China bukan hubungan militer. Moskow dan Beijing tidak mencari tujuan semacam ini,” tandas Lavrov.

Menlu Rusia mengatakan bahwa Moskow siap berunding dengan Uni Eropa terkait sejumlah kritik terhadap Rusia.

Lavrov mengingatkan, hubungan Rusia dan Uni Eropa tidak dibangun dalam satu tahun. Sebelum terjadinya perubahan pada Pemerintahan Ukraina tahun 2014, Rusia dan Uni Eropa mengadakan pertemuan tingkat Kepala Negara dua kali dalam setahun.

Kini hubungan Rusia-Uni Eropa telah merosot drastis ke titik terbawah. Lavrov sendiri menyatakan bahwa Moskow tidak bertanggung jawab atas hubungan yang sudah hancur ini.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *