Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Meski Jadi Tuan Rumah Pertemuan G-20, Dinasti Saud Gagal Tutupi Kejahatan HAM Berat Masa Lalunya

POROS PERLAWANAN – Pelanggaran HAM, agresi ke Yaman, dan pembunuhan Jamal Khashoggi adalah bagian dari kejahatan mengerikan Dinasti Saud. Kendati menjadi tuan rumah Pertemuan G-20, Riyadh gagal mengalihkan opini publik dari kejahatan-kejahatan tersebut.

Dilansir al-Alam, berbeda dengan ekspektasi Riyadh, para pangeran Saudi tak bisa menjamu langsung para Kepala Negara anggota G-20 dan berpose dengan mereka pada pertemuan G-20 tahun ini. Akibatnya, hanya sebuah foto editan dengan kualitas relatif rendah dari para Kepala Negara, yang bisa dijadikan Raja Salman sebagai kenang-kenangan dari pertemuan tersebut.

Pandemi Corona membuat pertemuan G-20 tahun ini hanya bisa dilangsungkan secara virtual melalui aplikasi Zoom.

PM Inggris Boris Johnson, yang dikarantina lantaran kontak dengan seorang pasien Corona, memberikan apsresiasi kepada Raja Salman karena menjadi tuan rumah pertemuan G-20.

Berlawanan dengan para pemimpin dunia lain, Johnson menaruh bendera Saudi di sisinya dan berkata, ”Tahun ini saya tidak bisa melawat ke Saudi dan bertemu dengan para peserta lain. Namun saya ingin berterima kasih kepada Raja Salman karena telah memimpin pertemuan G-20 dalam periode ini.”

Saudi berusaha keras untuk merehabilitasi citra buruknya yang telanjur menyebar di dunia. Lantaran pelanggaran HAM berat yang dilakukannya di dalam dan luar negeri, Saudi diawasi ketat oleh lembaga-lembaga internasional. Usai dibunuhnya Khashoggi, Saudi selama beberapa waktu menjadi “unsur tak diinginkan di dunia”.

Ini masih ditambah dengan agresi ke Yaman, yang menewaskan dan melukai puluhan ribu warga sipil serta menghancurkan infrastruktur negara tersebut, juga persekusi atas para penentang politik di dalam negeri dan penahanan para aktivis HAM, baik pria maupun wanita.

Seorang jurnalis Inggris, Rebecaa Vincent menulis, ”Kita harus melihat para pemimpin negara pengaku demokrasi melaksanakan janji-janji mereka. Sebab, selama kita mengizinkan Saudi memainkan peran kunci di dunia dan tidak menindaknya, berarti kita bersekutu dengan Saudi dalam kejahatan-kejahatannya”.

Human Rights Watch dalam statemennya menyatakan, ”Dua tahun usai pembunuhan biadab Khashoggi, para pejabat Saudi belum dihukum atas kejahatan ini. Mereka justru menghamburkan miliaran dolar untuk menjadi tuan rumah pertemuan-pertemuan internasional, demi memperbaiki citra negara ini sebagai pelanggar HAM.”

Reporter HAM PBB, Agnes Gallamard meminta dari para anggota G-20 untuk bersikap terhadap kejahatan-kejahatan Saudi. Ia berkata, ”Seharusnya tak satu pun negara yang bisa menghindar dari tanggung jawab.”

Semua statemen ini menunjukkan, Saudi telah gagal mengurangi kekhawatiran dunia dan tidak sanggup mengalihkan opini dunia dari masa lalu mengerikan negara ini.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *