Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Mestinya Austria, Eropa dan Dunia Gugat Trump: Kenapa AS Bunuh Komandan Poros Perlawanan Penumpas ISIS di Kawasan?

Mestinya Austria, Eropa dan Dunia Gugat Trump: Kenapa AS Bunuh Komandan Poros Perlawanan Penumpas ISIS di Kawasan?

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, cuitan Presiden AS Donald Trump mengungkap seberapa besar dusta dan kemunafikannya.

Pasca terjadinya serangan bersenjata berdarah di Wina, Austria, yang diakui ISIS sebagai bagian dari aksinya, Trump di Twitter menyatakan bahwa dia “berdoa untuk warga Wina dan mengutarakan dukungan AS kepada Austria di hadapan para teroris radikal”.

Kita harus bertanya kepada Trump, jika satu orang ISIS saja bisa membuat Wina tidak tidur nyenyak, lalu apa yang bisa dilakukan ratusan anggota ISIS terhadap Ibu Kota Austria itu?

Siapakah yang telah mencegah kepulangan ratusan, bahkan ribuan anggota ISIS ke Austria dan Eropa, usai mereka dipekerjakan oleh biro intelijen AS, Barat, dan Israel dengan dukungan dana Saudi, Qatar, dan UEA di Suriah dan Irak?

Kita yakin bahwa Trump tidak punya sesuatu untuk dikatakan kecuali setumpuk dusta dan kebohongan.

Berdasarkan pengakuan para pejabat senior AS sendiri, terutama Hillary Clinton, sel-sel kanker takfiri ini diciptakan dan dilahirkan oleh CIA.

Jawaban nyata dan akurat untuk semua pertanyaan di atas ada pada Iran, Irak, Suriah, dan Poros Perlawanan; pihak-pihak yang telah mempersembahkan ribuan martir untuk menumpas ISIS ciptaan AS, Israel, dan Saudi di Kawasan. Pihak-pihak inilah yang telah menggagalkan rencana Segitiga Terorisme ini untuk memecah-belah negara-negara di Kawasan demi kepentingan Rezim Zionis.

Pada hakikatnya, hal inilah yang membuat Trump kalap dan membalaskan dendam ISIS terhadap para panglima Poros Perlawanan, serta menewaskan mereka secara pengecut.

Syahid Qassem Soleimani dan Syahid Abu Mahdi al-Muhandis tidak meninggalkan medan tempur sebelum ISIS dikalahkan dan rakyat Irak serta Suriah, juga negara-negara lainnya, terbebas dari kejahatan mereka.

Austria, Eropa, dan dunia berhutang budi kepada Syahid Soleimani dan Syahid Abu Mahdi atas keamanan mereka. Andai bukan karena pengorbanan para panglima ini, niscaya ISIS kini sudah berada di Eropa dan menebar horor di jalanan Benua Biru seperti yang mereka lakukan di Irak dan Suriah.

Pada akhirnya, kami ingin meminta agar penduduk Eropa, terutama Austria, bertanya kepada Trump, ”Kenapa kalian membunuh orang yang telah melawan ISIS?”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *