Loading

Ketik untuk mencari

Iran Yaman

Dubes Iran untuk Yaman: Jika Trump Kalah, Saudi akan Jadi ‘Yatim’ Telantar tanpa Induk Semang

Dubes Iran untuk Yaman: Jika Trump Kalah, Saudi akan Jadi ‘Yatim’ Telantar tanpa Induk Semang

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Dubes Iran di Sanaa, Hasan Eyrlou membantah klaim media-media Saudi dan UEA terkait hubungan Iran-Yaman, serta menyebutnya sebagai dusta yang menyesatkan.

Eyrlou baru-baru ini telah menyerahkan surat tugasnya kepada Presiden Yaman. Dalam dialog dengan para pejabat Yaman Kamis 5 November, ia menyatakan bahwa Koalisi Saudi beserta media-media menggunakan cara-cara yang menyesatkan, dengan mengklaim bahwa “Sanaa adalah alat dan boneka Iran”.

Sebelum ini, Koalisi Saudi dibuat bingung bagaimana Dubes Iran bisa datang ke Yaman dan memasuki Sanaa, padahal semua gerbang masuk ke negara ini dikontrol oleh mereka. Hal ini membuat semacam skandal bagi Koalisi, serta menunjukkan kelemahan intelijen dan sekuriti mereka.

Media-media pro-Saudi pun berusaha menjustifikasi hal ini, dengan mengait-ngaitkan Eyrlou kepada Militer Iran serta mengenalkannya sebagai pakar rudal dan sistem pertahanan. Tujuannya adalah mengalihkan opini publik dari skandal Koalisi.

Kemudian media-media ini juga berupaya menghubungkan teror Menteri Olahraga Yaman, Hasan Zaid dengan kedatangan Dubes Iran. Mereka mengklaim, teror ini dilakukan dengan tujuan melenyapkan figur-figur politik Yaman demi kepentingan Ansharullah. Namun propaganda ini pun gagal, lantaran simpati Syahid Hasan Zaid kepada Iran dan posisinya di Yaman.

Di tahap terakhir, menyusul sambutan hangat warga Yaman atas kehadiran Eyrlou dalam peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw, media-media Saudi dan UEA pun mempropagandakan bahwa Dubes Iran adalah penguasa militer di Yaman, serta mengklaim bahwa keberadaannya adalah pertanda berlanjutnya perang di negara tersebut.

Dalam pertemuannya dengan para pejabat Yaman, Eyrlou mengatakan, ”Jika Trump kalah, mereka (Saudi) akan menjadi yatim, terutama karena penguasa baru bicara soal penghentian perang di Yaman.”

“Orang-orang Saudi tidak suka melihat realita hubungan antara Iran dan Yaman; hubungan yang dibangun atas penghormatan timbal balik dan kepentingan setara. Saudi menilai hubungan ini sesuai gambaran mereka sendiri, dan berpendapat bahwa ini hubungan antara majikan dan pelayan,” tandas Eyrlou.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *