Loading

Ketik untuk mencari

Irak Iran

Narasi Times Soal Interogasi FBI dengan Saddam: Dia Takut kepada Iran

POROS PERLAWANAN – Harian Inggris, Times memublikasikan narasi terkait wawancara terakhir Saddam setelah dia ditangkap pasukan AS.

Dilansir Fars, Times menulis bahwa petugas FBI yang menginterogasi Saddam memiliki 2 tujuan, yaitu mengungkap fakta soal senjata pemusnah massal Irak dan mengetahui hubungannya dengan al-Qaeda.

Dua hal ini penting untuk menjustifikasi invasi Pemerintahan George W. Bush pada 2003, sebab Bush dan Badan Intelijen AS mengaitkan Saddam dengan serangan 11/9.

Meski demikian, setelah interogasi beberapa bulan, interogator FBI, George Piro menyimpulkan bahwa Saddam bukan hanya tidak memiliki senjata pemusnah massal, tapi juga membenci Pemimpin al-Qaeda, Osama bin Laden.

Times mengeklaim bahwa Saddam berkata kepada Piro bahwa “orang dengan jenggot semacam ini (Bin Laden) tidak bisa dipercaya”.

Piro menginterogasi Saddam selama 7 bulan. Interogasi dilakukan setelah Saddam ditemukan di dalam lubang bawah tanah di dekat rumah di Tikrit.

Setelah 5 bulan, baru Saddam angkat bicara soal program senjata pemusnah massal Irak, yang dijadikan Washington untuk membenarkan invasi ke Irak.

Piro menyadari bahwa sesumbar Saddam sebelum itu soal kepemilikan senjata pemusnah massal hanya “untuk menggertak Iran”. Menurut laporan Times, Saddam mengaku kepada Piro bahwa program senjata pemusnah massalnya bubar menyuusl sanksi-sanksi AS dan program inspeksi persenjataan Irak setelah invasi ke Kuwait pada 1990.

“Musuh terbesar Saddam bukan AS atau Israel. Musuh terbesarnya adalah Iran. Dia memberi tahu saya bahwa dirinya berusaha mengimbangi Iran dan berkompetisi dengannya. Ketakutan terbesar Saddam adalah jika Teheran tahu betapa Baghdad sangat lemah dan rentan, Iran akan menyerang dan menduduki selatan Irak. Sebab itu, tujuan dia adalah menggertak Iran,” papar Piro.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *