Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Netanyahu Terjepit dan dalam Tekanan, Direktur CIA Turun Tangan

Netanyahu Terjepit dan dalam Tekanan, Direktur CIA Turun Tangan

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, sejumlah analis Arab dan Israel berpendapat bahwa sama seperti Yair Lapid, Benyamin Netanyahu juga menggunakan taktik “perang demi keamanan”. Di bulan-bulan terakhir pemerintahan lemahnya, Lapid melancarkan operasi militer terhadap Tepi Barat. Namun belum sampai 24 jam berlalu, ia memohon dari para sekutu Arabnya untuk membujuk Hamas agar menerima gencatan senjata dan menyingkirkan mimpi buruk orang-orang Zionis.

Meski demikian, situasi yang dihadapi Netanyahu saat ini lebih buruk daripada situasi yang membelit Lapid beberapa bulan lalu. Selain harus menjajal guncangan-guncangan akibat aliansinya dengan kubu ekstremis, kini Netanyahu juga mesti menghadapi ‘Sabtu-sabtu Kelam” ketika ratusan ribu penduduk Israel turun ke jalanan untuk mendemonya.

Ketika Netanyahu berhadapan dengan situasi semacam ini di awal-awal masa kekuasaannya, ia membutuhkan “perang” demi membungkam para penentang dan pendemonya. Selama 3 pekan beruntun, Tanah Pendudukan dilanda suatu kondisi mirip perang saudara. Sebab itu, ia butuh untuk menyerang Gaza demi mengubah arena konflik antara Zionis dan Palestina.

Namun Netanyahu lupa bahwa Perlawanan Palestina sudah siap untuk berperang. Perbatasan-perbatasan yang tidak aman adalah ancaman terbesar untuk eksistensi Israel. Dengan menyerang Tepi Barat, ketidakamanan jalur ini justru akan meningkat.

Dengan mengkaji reaksi dan sikap politisi serta media-media Israel, bisa dipahami bahwa perang yang disulut Netanyahu bukan hanya tidak membuat para penentangnya mundur, tapi justru meningkatkan protes terhadap tindakan provokatifnya ini.

Anggota Knessett, Merav Michaeli meringkas pandangan para penentang Netanyahu dengan mengatakan, ”Netanyahu datang dan kebijakan menembakkan rudal ke selatan juga telah kembali. Setelah satu setengah tahun masa tenang di era Pemerintahan Reformasi, kini Netanyahu telah mengembalikan kita ke belakang!”

Protes terhadap taktik berbahaya Netanyahu tidak terbatas kepada para penentangnya di dalam Israel saja. Rakyat Palestina pun mengutuk keras dan turun ke jalanan seraya berteriak bahwa jari-jari mereka berada di pelatuk. Otoritas Nasional Palestina (PNA) pun mengumumkan pembatalan semua kesepakatan sebelumnya dengan Rezim Zionis, termasuk koordinasi keamanan Ramallah-Tel Aviv.

Hizbullah juga mengutuk agresi ke Jenin dan serangan ke rumah-rumah sakit Palestina. Kelompok ini juga menyanjung para pejuang Perlawanan, yang dengan darah mereka akan mewujudkan kemenangan dekat bagi Palestina. Ini menunjukkan bahwa penyokong utama Palestina tersebut juga telah siap berperang di perbatasan utara Tanah Pendudukan.

Mungkin situasi berbahaya inilah yang mendorong AS untuk kembali menunjukkan dukungan bagi Rezim Zionis. Media-media Israel pada Jumat kemarin mengabarkan lawatan Direktur CIA, William Burns ke Tanah Pendudukan. Stasiun televisi KAN melaporkan bahwa Burns bertemu dengan para petinggi Israel, termasuk Direktur Mossad, David Barnea.

Seiring dengan meletusnya konfrontasi darat di berbagai kota dan kamp-kamp pengungsi, media-media Zionis memberitakan ketakutan dan kekhawatiran yang menghinggapi hati orang-orang Israel.

Harus dilihat bagaimana cara Netanyahu menghadapi hari-hari kelamnya ini.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *