Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Politisi AS Peringatkan Washington Batalkan Rencana Masukkan Gerakan Ansharullah Yaman ke Daftar Hitam

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, analis politik dan anggota parlemen Amerika telah memperingatkan tentang rencana AS untuk melabeli gerakan Houthi Ansarullah sebagai “organisasi teroris asing”, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut justru akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Yaman yang disebabkan oleh perang dan blokade Saudi selama bertahun-tahun.

Awal pekan lalu, majalah berita Foreign Policy melaporkan bahwa Departemen Luar Negeri AS sedang mempertimbangkan untuk memasukkan Ansharullah ke dalam daftar hitam sebagai bagian dari kampanye “Tekanan Maksimum” Presiden Donald Trump terhadap Iran. Pengumuman tersebut, kata Washington Post, diharapkan datang pada bulan Desember mendatang.

Berbicara kepada Al Jazeera pada hari Sabtu, pelobi kebijakan Timur Tengah dari Friends Committee on National Legislation (FCNL), Hassan el-Tayyab mengatakan bahwa penunjukan itu akan membuat semakin sulit bagi organisasi bantuan untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh warga Yaman yang tinggal di daerah utara yang dikendalikan oleh Houthi.

“Ini adalah prospek yang sangat menakutkan karena negara ini berada di ambang kelaparan,” katanya. “Mereka berisiko terkena sanksi sekunder dan hukuman lainnya. Ini akan membuat pengiriman bantuan kemanusiaan kritis hampir tidak mungkin.”

Tayyab juga memperingatkan bahwa daftar hitam Houthi dapat menguatkan Arab Saudi dan menghalangi upaya internasional untuk menyelesaikan konflik Yaman.

“Ini akan berdampak bencana pada krisis kemanusiaan terbesar di dunia dan menghambat upaya yang dipimpin PBB untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata dan mencapai penyelesaian yang dinegosiasikan,” katanya.

Asisten profesor di Michigan State University, Shireen al-Adeimi menggambarkan penunjukan itu sebagai salah satu dari dua langkah terakhir oleh pemerintahan Trump yang dimaksudkan untuk memperkuat pasukan Saudi dan memberi tekanan kepada Houthi.

Tindakan lainnya, tambahnya, adalah penjualan senjata senilai $23,3 miliar yang direncanakan, termasuk pesawat F-35 dan drone, ke UEA yang merupakan mitra utama rezim Riyadh dalam agresi militer melawan Yaman.

“Ini hanyalah satu tindakan lagi yang mereka coba lakukan untuk memberikan tekanan, tetapi sekali lagi itu akan memengaruhi warga sipil,” kata Adeimi kepada Al Jazeera.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *