Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Pompeo Tetap Takuti Pembalasan Iran Meski Program Perlindungannya Diperpanjang

Pompeo Tetap Takuti Pembalasan Iran Meski Program Perlindungannya Diperpanjang

POROS PERLAWANAN – Mantan Menlu AS, Mike Pompeo dalam bukunya yang berjudul “Never Give an Inch: Fighting for the America I Love” mengungkap rasa takut permanennya atas pembalasan dendam Iran, menyusul keterlibatannya dalam teror atau pembunuhan terhadap Jenderal Qassem Soleimani.

Diberitakan Fars, Pompeo dalam bukunya tersebut membela operasi teror dan ilegal Washington yang menewaskan Syahid Soleimani dan para pengiringnya di Baghdad pada 2020 silam.

Pompeo, yang sempat menjabat sebagai Direktur CIA sebelum menjadi Menlu, dikabarkan media-media AS telah mencalonkan diri dalam kompetisi internal Partai Republik untuk Pilpres 2024 mendatang.

Sebelum ini, Pompeo berulang kali mencemaskan keselamatan dirinya dan Donald Trump. Ia pun meminta agar Pemerintahan Joe Biden melindungi mereka berdua.

Dalam bukunya, Pompeo mengaku bahwa setelah operasi teror itu, AS telah mengirim sejumlah pesan kepada Iran. Washington menyatakan bahwa operasi itu bukan untuk melenyapkan “Rezim” (Republik Islam Iran).

Pompeo dalam bukunya mengeklaim bahwa para sekutu Washington di Timteng mengetahui operasi teror tersebut.

“Orang-orang Israel juga sudah bersiap, sebab mereka tahu bahwa Iran mungkin akan membalas dendam kepada mereka. Oleh karena itu, kami bekerja dengan para sekutu Arab di Teluk (Persia) dan memberi peringatan kepada mereka tanpa membeberkan program khusus kami”, tulis Pompeo.

Ia mengungkap ketakutannya terhadap pembalasan Iran di wilayah AS dan mengakui bahwa hidupnya tidak lagi berjalan normal. Ia bahkan tidak bisa lagi pergi ke pertokoan tanpa pengawalan.

“Kami tahu Iran sanggup melancarkan operasi di dalam wilayah AS. Sebab itu, selama satu setengah tahun setelah keluar dari pekerjaan di sektor Pemerintahan, saya masih menjaga detail-detail (protokol) keamanan,” aku Pompeo.

Ia juga menyatakan bahwa kehidupan dirinya, istri, dan anak tunggalnya juga terkena dampak. Mereka tidak bisa melakukan pekerjaan harian tanpa pengawalan ketat.

“Ketika saya berada di toko dan melihat-lihat mana terong yang lebih matang dari lainnya, hal ini dilakukan di bawah (tim pengawal) keamanan diplomatik. Bagaimana jika Susan (istri Pompeo) hendak menata rambutnya? Mari berharap bahwa agen-agen rahasia Hizbullah tidak mengepung ruang (salon).”

“Kemungkinan saya tidak bisa lagi mengemudikan kendaraan pribadi saya, atau tidak bisa lagi menikmati privasi saya seperti dahulu,” imbuh Pompeo.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *