Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Rusia Bongkar Plot Jahat Teroris Binaan Barat Fitnah Pemerintah Suriah Gunakan Senjata Kimia

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Kementerian Pertahanan Rusia memperingatkan bahwa teroris Takfiri yang disponsori asing di provinsi barat laut Suriah, Idlib, berencana untuk melakukan serangan kimia di sana, dan kemudian menyalahkan pasukan Pemerintah.

Wakil Kepala Pusat Rekonsiliasi Pihak Penentang di Suriah yang merupakan bagian dari Kementerian Pertahanan Rusia, Laksamana Muda Alexander Karpov membuat pernyataan tersebut pada Jumat.

Dia mengklaim pihaknya telah menerima informasi bahwa kelompok teroris Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) sedang berusaha melancarkan serangan kimia di zona de-eskalasi Idlib untuk “menjebak Pemerintah Damaskus atas penggunaan perang kimia melawan warga sipil”.

Karpov menambahkan bahwa plot tersebut dibuat setelah terbitnya resolusi tidak berdasar yang diadopsi oleh anggota Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) untuk membatasi hak dan keistimewaan Suriah di organisasi internasional itu.

Pada Rabu, sesi ke-25 Konferensi Negara-negara Pihak Konvensi Senjata Kimia (CWC) menangguhkan hak suara dan hak istimewa Republik Arab Suriah, menuduh Damaskus gagal mematuhi perjanjian tersebut, yang melarang penggunaan semua bahan kimia di medan perang.

Resolusi itu disahkan dengan 87 suara mendukung, 15 menentang dan 34 abstain dari 136 negara yang ambil bagian.

Iran, Rusia, dan Suriah termasuk di antara mereka yang menentang.

Gerakan anti-Suriah ini diprakarsai oleh 46 dari 193 negara anggota pada konferensi tersebut, termasuk Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat.

Karpov menambahkan bahwa militan Takfiri HTS mengangkut bahan kimia beracun dari kamp Tel Tuna di sekitar Idlib ke kota Jisr al-Shughour dan kota Bidama.

Dia juga mengatakan bahwa anggota kelompok sipil White Helmets yang didukung Barat juga meningkatkan aktivitas mereka di dekat permukiman Marj al-Ajan di provinsi Idlib.

Moskow dan Damaskus dalam banyak kesempatan menuduh anggota White Helmets melakukan serangan gas dalam upaya untuk menyalahkan pasukan Pemerintah Suriah dan mencari pembenaran untuk serangan militer oleh koalisi pimpinan AS.

Kelompok itu mengaku sebagai LSM kemanusiaan tetapi telah lama dituduh bekerja sama dengan militan anti-Damaskus.

Pada 14 April 2018, AS, Inggris, dan Prancis melakukan serangkaian serangan udara terhadap Suriah atas dugaan serangan senjata kimia di kota Douma, yang terletak sekitar 10 kilometer timur laut Ibu Kota Damaskus.

Washington dan sekutunya menyalahkan Damaskus atas serangan Douma, tuduhan yang dibantah keras oleh Pemerintah Suriah.

Pemerintah Barat dan sekutunya tidak pernah berhenti menuding Damaskus setiap kali terjadi serangan kimia.

Suriah menyerahkan seluruh persediaan senjata kimianya tahun 2014 pada misi bersama yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan OPCW, yang mengawasi penghancuran persenjataan tersebut.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *