Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Saat Perayaan Revolusi Iran ke-42, Di Mana Trump dan Pompeo?

Saat Perayaan Revolusi Iran ke-42, Di Mana Trump dan Pompeo?

POROS PERLAWANAN – Hari-hari ini, Iran tengah merayakan peringatan kemenangan Revolusi Islam ke-42; revolusi agung yang telah memutar balikkan kalkulasi internasional dan mengubah wajah Kawasan.

Dilansir al-Alam, seiring kebangkitan kaum tertindas untuk melawan penguasa zalim dan dukungan mereka terhadap norma Palestina, semua pasukan kejahatan di dunia, yang dipuncaki oleh Segitiga AS, Israel, dan Rezim Kolot Arab, menyerang Revolusi Islam habis-habisan. Mereka memaksakan perang dan embargo atas Iran demi meruntuhkan Revolusi serta mengembalikan Iran ke pelukan AS.

Perayaan ke-42 Revolusi Islam Iran memiliki nuansa berbeda, sebab Iran keluar dengan kepala tegak dari konfrontasi melawan Pemerintah AS paling radikal, rasis, dan Zionis, yaitu Pemerintahan Donald Trump, selama 4 tahun terakhir.

Dengan melihat kinerja Pemerintahan Trump selama 4 tahun ini, kita akan memahami bahwa tujuan awal dan akhir dari berkuasanya Trump hanyalah penggulingan Pemerintahan Republik Islam Iran.

Pemerintahan AS di bawah bayang-bayang lobi Zionis telah melewati semua garis merah dalam memusuhi Republik Islam Iran. AS menggunakan segala cara untuk menggulingkan Republik Islam, atau setidaknya membuatnya bertekuk lutut.

Pemilihan orang seperti Trump, Mike Pompeo, John Bolton, James Mattis, dan orang-orang seperti mereka bukan hal yang kebetulan. Pemilihan ini dilakukan sesuai program untuk menggulingkan Republik Islam, baik melalui perang atau, seperti yang dikatakan Bolton, melalui blokade dan “Tekanan Maksimum”.

Bukan kebetulan jika Putra Mahkota Saudi membantu Trump dengan nilai lebih dari setengah triliun dolar. Rezim-rezim kolot Arab juga berlomba-lomba membentuk “NATO Arab” untuk menghadapi Iran. Di saat bersamaan, Trump keluar dari JCPOA dan menjatuhkan sanksi-sanksi berat atas Iran, yang juga meliputi embargo pangan dan obat-obatan.

Bin Salman dan Netanyahu berharap banyak kepada Pemerintahan Trump, bahkan hingga detik-detik akhir, untuk melancarkan serangan militer ke Iran. Namun yang terjadi adalah Trump dan gerombolannya tersingkir ke tempat sampah sejarah, sehingga Bin Salman dan Netanyahu hanya bisa menggigit jari.

Trump, Pompeo, dan Mattis telah pergi, namun Republik Islam Iran masih tegak berdiri dan merayakan usianya yang ke-42. Ultah ini dirayakan bersama orang-orang yang menciutkan nyali Pemerintah AS paling teroris dan membuatnya melupakan impian untuk menyerang Iran.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *