Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Sejak Kapan Israel Mulai Incar Ilmuwan Nuklir Terkemuka Iran Syahid Fakhrizadeh?

Sejak Kapan Israel Mulai Incar Ilmuwan Nuklir Terkemuka Iran Syahid Fakhrizadeh?

POROS PERLAWANAN – “Moshen Fakhrizadeh! Jangan lupakan nama ini!” Ini adalah pernyataan Benyamin Netanyahu pada Juni 2018 lalu, saat ia melakukan sandiwara propaganda untuk menjustifikasi keluarnya AS dari JCPOA.

Dilansir Fars, Netanyahu saat itu menyebut Fakhrizadeh memainkan peran utama dalam perkembangan riset dan program nuklir Iran.

Dengan melihat latar belakang Israel dalam menggunakan terorisme untuk menghalangi kemajuan sains Iran di bidang nuklir, statemen Netanyahu saat itu adalah isyarat paling jelas terkait rencana busuk Rezim Zionis terhadap salah satu ilmuwan terkemuka Iran tersebut.

Nama Fakhrizadeh sendiri sudah sejak lama dicantumkan dalam daftar teratas target teror Israel. Sebelum ini, sejumlah teror terhadapnya telah digagalkan.

Jurnalis Israel, Ronen Bergman dalam bukunya “Rise and Kill First” menulis, setelah Mossad memulai program untuk meneror ilmuwan-ilmuwan nuklir Iran, Fakhrizadeh adalah salah satu target potensial Israel. Sebab itu, Iran meningkatkan level penjagaan terhadapnya.

Menurut Bergman, program teror Israel dirancang sejak Mei 2003 oleh Tamir Pardo, salah satu staf senior Meir Dagan, Direktur Mossad saat itu. Program ini pun disetujui oleh Dagan.

Saat mempresentasikan program ini, Pardo mengatakan, ”Asumsi awal kita adalah jika negara dengan teknologi maju dan kekayaan berlimpah, seperti Iran, ingin memperkuat program nuklirnya, ia pasti akan bisa mencapainya. Dengan kata lain, proyek ini harus dihentikan segera, baik dengan mengubah pola pikir, atau mengubah identitas elite politik di Iran.”

“Dalam kondisi ini, Israel memiliki tiga opsi. Pertama, mengalahkan Iran (dalam perang militer). Kedua, mengubah pemerintahan Iran. Ketiga, meyakinkan elite politik Iran bahwa harga yang harus dibayar untuk melanjutkan program nuklir jauh lebih besar daripada harga menghentikan program ini,” imbuh Pardo.

Mengingat bahwa opsi pertama dan kedua tidak bisa diwujudkan, maka yang tersisa adalah opsi ketiga. Tel Aviv pun merancang sejumlah aksi rahasia, mulai dari sabotase program nuklir Iran hingga meneror 15 tokoh kunci dalam program nuklir Iran.

Namun apakah teror terhadap ilmuwan nuklir Iran membantu terwujudnya tujuan Israel-AS untuk memperlambat laju aktivitas nuklir Negeri Mullah?

Bergman dalam tulisannya pada tahun 2018 di majalah Politico menjawab pertanyaan ini dengan mengutip ucapan Ehud Barak, yang menjabat sebagai Menteri Perang Israel saat operasi teror atas ilmuwan nuklir Iran dilancarkan.

Bergman memberikan jawaban negatif dan menuliskan pernyataan Barak, ”Program nuklir Iran jauh berkembang melebihi prediksi saya.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *