Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Sentimen Antizionis Meningkat di Tengah Komunitas Yahudi AS

Sentimen Antizionis Meningkat di Tengah Komunitas Yahudi AS

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Menlu AS Mike Pompeo dalam konferensi bersama PM Israel, Benyamin Netanyahu menyebut gerakan BDS (Boycott, Divesment, and Sactions) sebagai “organinisasi anti-Semit”. Ia juga menganggap produk-produk dari pemukiman Zionis di Tepi Barat sebagai “produk Israel”.

Hal ini menyulut penolakan dari para mahasiswa AS. Menurut laporan al-Quds al-Arabi, mahasiswa Universitas San Fransisco dalam statemennya mendukung BDS dan memutuskan untuk menghentikan hubungan dengan 100 korporasi yang bekerja sama dengan permukiman-permukiman Zionis.

Harian Jewish Journal memberitakan, dalam pemungutan suara sebanyak 17 orang menyetujui keputusan tersebut, satu orang menolak, dan dua lainnya menyatakan abstain.

“Kami ingin Anda tahu bahwa kami akan mengambil langkah segera untuk membubarkan organisasi-organisasi yang melakukan boikot (atas Israel). Pemerintah AS akan menghentikan dukungan kepada kelompok-kelompok semacam ini,” ujar Pompeo kepada Netanyahu.

Menurut al-Quds al-Arabi, keputusan Himpunan Mahasiswa Universitas San Fransisco bisa merupakan refleksi sikap komunitas Yahudi AS terhadap Israel. Orang-orang Yahudi di AS, terutama para pemuda, mengkritik Rezim Tel Aviv lebih dari sebelumnya.

Berlawanan dengan warga Israel yang 70 persen dari mereka adalah pendukung Donald Trump, jajak pendapat menyebutkan bahwa 77 persen Yahudi AS memberikan suara kepada rivalnya, Joe Biden.

Harian Israel, Maariv dalam laporannya menulis, kedudukan Israel di kalangan mayoritas Yahudi AS telah merosot secara signifikan. Ketika ada orang-orang Israel yang baru tiba di AS dan menemui komunitas Yahudi untuk berkonsultasi atau meminta bantuan, mereka justru diabaikan, bahkan kadang dicemooh.

Menurut Maariv, baru-baru ini Parlemen Israel (Knesset) menyusun proposal yang meminta dari Pemerintah Tel Aviv berkonsultasi dengan para pemimpin Yahudi dunia untuk memperbaiki kondisi jutaan warga Yahudi di luar Israel. Namun, proyek ini sulit dijalankan, lantaran komunitas Yahudi di negara-negara lain tidak memiliki satu figur pemimpin yang diterima semua lapisan.

Dengan demikian, jika para legislator Israel ingin berkonsultasi dengan para Rabbi Yahudi di AS, mereka tidak akan menemukan figur representatif.

Selain itu, ada puluhan organisasi Yahudi di AS, tapi komunitas Yahudi sendiri bahkan tidak mengetahui keberadaannya. Dengan kata lain, organisasi-organisasi itu sama sekali tidak memiliki pengaruh.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *