Loading

Ketik untuk mencari

Asia Barat Iran

Sindir Klaim Palsu Pelaku Normalisasi, Analis Palestina: Kenapa Pilih ‘Berdamai’ dengan Rezim Zionis, Tidak dengan Iran?

Sindir Klaim Palsu Pelaku Normalisasi, Analis Palestina: Kenapa Pilih 'Berdamai' dengan Rezim Zionis, Tidak dengan Iran?

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, analis politik Palestina, Mu’tashim Hamadah dalam tulisannya menyinggung normalisasi UEA dan Bahrain dengan Israel, serta menyebutnya sebagai “penipuan politik”.

“UEA dan Bahrain dalam berbagai pertemuan dan konferensi pers dengan Israel mengaku, mereka berupaya mewujudkan perdamaian di Kawasan,” tulis Hamadah di situs kantor berita Palestina, Maan.

Menurut Hamadah, Rezim Zionis telah menduduki sebagian wilayah Arab di Palestina, Lebanon, dan Suriah. Mereka juga membunuh puluhan ribu orang Arab dan menelantarkan jutaan lainnya. Namun, Israel mengesankan diri sebagai “korban terorisme” dan mengklaim terancam oleh Palestina yang didukung Iran.

Hamadah menilai, UEA dan Bahrain hanya menjadikan isu Palestina sebagai dalih untuk menjustifikasi tindakan mereka. Dengan demikian, kedua negara ini melakukan transaksi ekonomi dan kerja sama keamanan dengan Israel secara nyaman.

Dalam tulisannya, Hamadah menyebut UEA dan Bahrain menyanjung “peran” Israel dalam menciptakan keamanan dan stabilitas regional. Namun, di saat yang sama, mereka menyerang para pemimpin Palestina lantaran menolak “proyek-proyek perdamaian” seperti Kesepakatan Abad Ini. Media-media Arab Teluk pun kompak mendiskreditkan para pemimpin Palestina.

Di bagian lain tulisannya, Hamadah menyatakan bahwa banyak orang yang mempertanyakan arti perdamaian para pelaku normalisasi dengan Israel. Sebab, hingga kini negara-negara itu tak pernah memerangi Rezim Zionis. Mereka juga tidak bertetangga dengan Israel, atau ada wilayah mereka yang diduduki.

Ia lalu menulis, jika Manama dan Abu Dhabi benar-benar menginginkan perdamaian di Kawasan, kenapa mereka tidak berdamai dengan Teheran? Kenapa mereka justru berdamai dengan Israel yang merupakan ancaman utama perdamaian di Kawasan?

Menurut Hamadah, Iran memiliki banyak opsi di bidang kerja sama, sehingga seharusnya UEA dan Bahrain bisa mendapatkan kepentingannya melalui kerja sama dengan Teheran, alih-alih dengan Tel Aviv.

“Iran sanggup bertahan di tengah deraan sanksi berat AS. Di saat yang sama, Iran juga memiliki pasukan tangguh yang bisa berperan penting dalam menjaga keamanan Teluk Persia dan Timteng. Selain itu, Iran juga negara Muslim yang bisa menjalin kerja sama dengan negara-negara Arab Teluk di berbagai bidang, sehingga normalisasi dan kesepakatan Abraham tidak lagi dibutuhkan,” tandas Hamadah.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *