Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Al-Houthi: Koalisi Agresor Tolak Tawaran Yaman Tukar Tahanan Palestina dengan Tawanan Saudi

Al-Houthi: Koalisi Agresor Tolak Tawaran Yaman Tukar Tahanan Palestina dengan Tawanan Saudi

POROS PERLAWANAN – Dikutip Fars dari al-Mayadeen, anggota Dewan Tinggi Politik Yaman, Muhammad Ali al-Houthi mengkritik tindakan Koalisi Saudi dalam proses pertukaran tawanan.

Ia mengatakan, Pemerintah Yaman tidak puas dengan pertukaran tawanan baru-baru ini. Sebab, Yaman menawarkan pertukaran tawanan komprehensif, namun Koalisi Agresor menolak tawaran tersebut.

Al-Houthi mengabarkan keberadaan tawanan asal Saudi dan negara-negara lain di penjara Yaman. Dia berharap, tawanan-tawanan Saudi itu bisa ditukar dengan “saudara-saudara dari Palestina”.

Menurutnya, Pemerintah Yaman telah mengutarakan kesediaan untuk menukar tawanan-tawanan Saudi dengan orang-orang Palestina yang ditahan di Riyadh. Al-Houti mengatakan, Sanaa bahkan telah menyiapkan daftar nama para tahanan yang akan ditukar.

Sembari menyebut Saudi tidak peduli soal para tawanan dari negara tersebut, al-Houthi menyatakan bahwa Presiden AS, Donald Trump menghendaki percepatan pertukaran tawanan Yaman dengan tawanan AS, sehingga bisa menguntungkan dirinya dalam kampanye Pilpres.

Ia menegaskan, tidak ada pertemuan antara Ansharullah dan AS terkait masalah pertukaran tawanan. Pertukaran ini dilakukan melalui para mediator di Muscat, Oman, dan Stockholm, Swedia.

Pada tahun 2018 lalu, pihak-pihak yang bertikai di Yaman menyepakati gencatan senjata di Provinsi Hudaydah di bawah pengawasan PBB, yang kemudian dikenal dengan Perjanjian Stockholm.

Al-Houthi lalu bicara soal isu aktual saat ini, yaitu normalisasi sejumlah negara Arab dengan Rezim Zionis. Menurutnya, Pemerintahan Mansour Hadi terburu-buru untuk melakukan normalisasi tanpa adanya keuntungan bagi Yaman. Sebagai akibatnya, Menlu Yaman, Khalid al-Yamani menanggung konsekuensi dari ketergesaan ini.

Tahun lalu, al-Yamani menghadiri konferensi anti-Iran, yang diadakan di Warsawa atas permintaan AS, dan duduk di samping Benyamin Netanyahu. Dalam konferensi tersebut, al-Yamani menyampaikan hal-hal yang memicu amarah orang-orang Yaman, sehingga membuatnya dipecat.

Terkait motif normalisasi UEA dan Bahrain, al-Houthi menyatakan bahwa Rezim Zionis melalui normalisasi ini ingin memata-matai Iran dan membuat pijakan di Selat Hormuz.

Ia menegaskan, rakyat Yaman akan mendukung Palestina dan Lebanon semampu mereka jika terjadi perang di masa mendatang dengan Israel.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *