Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Tanggapi Washington Soal ‘Kiriman Senjata dari Iran untuk Yaman’, Sanaa: Nalar AS Terbelakang dan Mahir Berbohong

Tanggapi Washington Soal ‘Kiriman Senjata dari Iran untuk Yaman', Sanaa: Nalar AS Terbelakang dan Mahir Berbohong

POROS PERLAWANAN – Wamenlu Yaman, Husain al-Azzi merespons klaim disitanya 2.100 pucuk senapan AK-47 oleh Armada V Angkatan Laut AS.

“Penyebaran dusta dan rumor semacam ini oleh Washington adalah upaya nyata untuk mengaburkan upaya-upaya perdamaian. Tentu ini bukan hal mengherankan. Hal yang perlu diperhatikan di sini hanya keterbelakangan nalar AS dan kemahirannya dalam berbohong,” tulis al-Azzi di laman Twitter-nya, Fars memberitakan.

“Penting untuk diketahui bahwa Yaman tidak membutuhkan senjata semacam ini, sebab sudah ada jutaan pucuk (senjata ini) di Yaman,” imbuhnya.

Beberapa hari lalu, Kemenlu AS mengklaim bahwa pada 6 Januari silam Angkatan Laut AS di Laut Oman telah menyita sebuah kapal nelayan yang “sedang menyelundupkan senjata dari Iran ke Yaman”.

Jubir Armada V Angkatan Laut AS, Timothy Hawkins mengklaim bahwa kapal patroli dan pesisir AS telah mengadang sebuah kapal mencurigakan yang berlayar di perairan internasional jalur Iran ke Yaman. Pasukan patroli mengaku menemukan dan menyita 2.116 pucuk senapan ringan Kalashnikov (lebih dikenal sebagai AK-47) dalam kapal kayu tradisional itu.

Sanaa sendiri menegaskan bahwa Yaman memiliki jenis senapan ini dalam jumlah yang melebihi kebutuhannya. Sebab itu, Sanaa mengimbau Washington untuk berhenti menyebarkan kebohongan demi mengaburkan perundingan perdamaian yang tengah berlangsung.

Sebelumnya, Utusan AS untuk urusan Yaman, Tim Lenderking mengklaim bahwa dengan tidak adanya kejelasan gambaran terkait tercapainya perdamaian, Washington berkewajiban untuk membuat jalan keluar bagi krisis Yaman. Washington percaya bahwa di tahun 2023 akan ada sebuah peluang untuk mengakhiri perang di Yaman secara tuntas.

“Jalan keluar” yang digagas Washington adalah dengan cara memecah-belah wilayah dengan membagi Yaman menjadi dua, yaitu utara dan selatan. AS mengusulkan bahwa sektor selatan Yaman diserahkan kepada milisi yang disebut Dewan Transisi Selatan, yang merupakan antek UEA, sementara sektor utara dikhususkan untuk Ansharullah.

Lenderking menyatakan bahwa tahun 2023 adalah sebuah kesempatan untuk mengakhiri perang Yaman secara tuntas. Ia mengaku negaranya bekerja sama dengan Saudi dan Oman guna mewujudkan hal tersebut.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *