Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Teheran Panggil Duta Besar Portugal, Protes Sanksi Ilegal Terbaru Uni Eropa atas Iran

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Iran telah memanggil Duta Besar Portugal, pemegang jabatan Presiden bergilir Uni Eropa saat ini, untuk memprotes sanksi anti-Teheran terbaru dari blok tersebut.

Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Carlos Costa Neves pada Selasa dan menyatakan protes keras negara itu atas tindakan ilegal UE.

Kementerian mengecam sanksi itu karena “bermotivasi politik” dan mengatakan Teheran sedang mempertimbangkan sanksi balasan terhadap blok Eropa.

“Kami akan menangguhkan, seperti yang telah kami umumkan, semua pembicaraan komprehensif dengan Uni Eropa dan kerja sama selanjutnya, terutama di bidang terorisme, obat-obatan terlarang dan pengungsi,” tambah Kementerian Luar Negeri Iran.

Duta Besar Portugal, pada bagiannya, mengatakan bahwa dia akan menyampaikan masalah tersebut ke Brussel.

UE menambahkan delapan pejabat Iran dan tiga entitas ke daftar hitam sanksinya pada Senin dan memberlakukan langkah-langkah pembatasan mulai dari larangan perjalanan hingga pembekuan aset mereka atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Iran telah berulang kali menolak tuduhan tersebut dan mengkritik Eropa karena standar gandanya dalam masalah hak asasi manusia.

Penjatuhan sanksi tersebut terjadi setelah berakhirnya pembicaraan empat hari antara perwakilan Iran dan pihak-pihak yang tersisa dari kesepakatan nuklir Iran 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) pada Jumat.

Desember lalu, anggota parlemen Iran mengecam keras resolusi Parlemen Eropa yang mengkritik Iran dengan kedok melindungi hak asasi manusia, dan mengancam akan mengambil tindakan balasan.

Sebanyak 225 anggota parlemen merilis pernyataan pada 20 Desember, tiga hari setelah Parlemen Eropa meratifikasi resolusi sanksi yang menargetkan sejumlah pejabat Iran, dengan tuduhan melanggar hak asasi manusia.

Legislator Iran mengecam resolusi tersebut sebagai contoh jelas dari campur tangan dalam urusan internal Republik Islam, menarik perhatian bagaimana Uni Eropa menahan diri untuk tidak mengutuk pembunuhan seorang ilmuwan nuklir senior Iran pada akhir November.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *