Tuntutan Tegas Yaman: Perdamaian untuk Semua, atau Sekalian Tidak untuk Siapa pun

POROS PERLAWANAN – Pemerintahan Keselamatan Nasional Yaman kembali menegaskan, tiap gencatan senjata dan perdamaian di negara tersebut bergantung pada dihentikannya agresi Koalisi Saudi.

Jubir Ansharullah sekaligus Ketua Tim Negosiator Yaman, Muhammad Abdussalam via cuitannya menyatakan, ”Kami tidak menganggap serius semua seruan untuk berdamai, selama itu belum mencakup pencabutan penuh blokade Yaman”.

Dilansir Fars, ia menambahkan, ”Pada hakikatnya, kami belum melihat keseriusan apa pun untuk mengakhiri agresi. Seruan perdamaian yang disampaikan sebagian pihak internasional dalam hal ini hanyalah gambaran pilihan dan interpretasi pribadi soal perdamaian. Seruan ini hanya bertujuan memberikan kedamaian kepada negara-negara agresor dan tidak membaginya untuk Yaman. Perdamaian untuk semua, atau tidak untuk siapa pun!”

Pada Kamis 15 April lalu, Sekjen Liga Arab Ahmed Aboulgheit dalam pertemuannya dengan Menlu Saudi menuding Pemerintahan Keselamatan Nasional sebagai pihak yang bertanggung jawab atas krisis di negara tersebut. Senada dengan Koalisi Saudi, ia menghendaki gencatan senjata dan menyatakan bahwa ini adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian.

Tampaknya cuitan Abdussalam adalah respons terhadap ucapan Wakil AS di PBB. Dalam sidang Dewan Keamanan PBB tentang Yaman Kamis lalu, Thomas Greenfield menyebut Ansharullah bertanggung jawab atas krisis Yaman, tanpa ia menyinggung dan mengecam peran Saudi. Greenfield mengklaim, tindakan Ansharullah tak mencerminkan niat mereka untuk mengakhiri konflik.

Dua bulan lalu, di akhir tahun ke-6 agresi ke Yaman, Saudi mengajukan sebuah inisiatif, yang diklaim Riyadh “bertujuan mewujudkan perdamaian di Yaman”.

Kendati begitu, Pemerintah Sanaa menganggap inisiatif itu tidak realistis dan hanya ulangan dari tuntutan-tuntutan berlebihan Koalisi Agresor.

Sanaa menyatakan, dihentikannya agresi darat, udara, dan pencabutan blokade atas Yaman sebagai langkah pertama menuju gencatan senjata.