Loading

Ketik untuk mencari

Amerika Rusia

Twitter Sensor Narasi Anti-Ukraina atas Tekanan Intelijen AS

Twitter Sensor Narasi Anti-Ukraina atas Tekanan Intelijen AS

POROS PERLAWANAN – Diberitakan YJC News, dokumen-dokumen mutakhir Twitter yang bocor menunjukkan bahwa Badan-badan Intelijen AS menekan jaringan medsos ini untuk menyensor narasi-narasi anti-Ukraina.

Russia Today melaporkan bahwa berdasarkan dokumen-dokumen ini, Kemenhan AS (Pentagon), CIA, serta lembaga-lembaga intelijen dan eksekutif lain di AS terus mengajukan desakan-desakan yang kian agresif, yang praktis menggiring Twitter untuk campur tangan dan menyensor narasi-narasi perang Ukraina yang berlawanan dengan narasi Washington.

Seorang jurnalis bernama Matt Taibbi menulis, ”Dokumen-dokumen ini menunjukkan bahwa FBI adalah penjaga sebuah program pengawasan dan sensor media-media sosial, yang mencakup biro-biro di seluruh Pemerintahan Federal AS, mulai dari Kemenlu hingga Pentagon dan CIA.”

Menurut Russia Today, file-file dan dokumen-dokumen ini dipublikasikan berkat pemilik Twitter, Elon Musk.

Belum lama ini, sejumlah dokumen menunjukkan bahwa Twitter selama beberapa tahun bekerja sama dengan Polisi Federal AS dan Biro-biro Intelijen AS lain untuk memata-matai para pemilik akun.

Beberapa waktu lalu, terungkap bahwa Facebook dan Instagram melanggar aturan mereka sendiri dengan mengizinkan provokasi kekerasan terhadap orang Rusia di dunia maya.

Dengan mengakses surel-surel internal korporasi Meta, Reuters membeberkan bahwa perusahaan induk Facebook dan Instagram ini mengizinkan para pengguna di sebagian negara untuk mengirim pesan dan permintaan aksi kekerasan terhadap warga dan serdadu Rusia.

Dalam surel itu disebutkan bahwa postingan-postingan yang menuntut kematian Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko tidak dihapus untuk sementara.

Meta mengumumkan bahwa alasan perubahan kebijakannya ini adalah operasi militer yang dilancarkan Rusia.

Berdasarkan surel Meta, perubahan kebijakan ini dikhususkan untuk pengguna Facebook dan Instagram di Armenia, Azerbaijan, Estonia, Georgia, Hungaria, Lithuania, Latvia, Rusia, Slovakia, dan Ukraina.

Jubir Meta dalam statemennya mengonfirmasi berita diizinkannya permintaan aksi kekerasan terhadap Tentara Rusia. Namun ia menyatakan bahwa permintaan serupa atas warga sipil tetap dilarang.

Menanggapi kabar ini, Kremlin memperingatkan bahwa jika postingan-postingan bernada kekerasan terhadap Rusia dipublikasikan di Facebook dan Instagram, Moskow akan memberangus dua medsos ini.

“Kami menerima info yang benar-benar perlu diverifikasi dan dikaji secara cermat. Saya tidak ingin memercayai kabar dari Reuters tentang masalah ini. Organisasi-organisasi Pemerintahan Rusia akan menyelidiki masalah ini,” kata Jubir Kremlin, Dmitry Peskov.

“Saya berharap kabar ini tidak benar. Sebab jika benar, akan ada tindak-tindak serius untuk melarang perusahaan ini melanjutkan kegiatannya,” imbuh Peskov.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *