Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Wajah Nyata Kebobrokan AS, Biden Tak Minta Maaf atas Tragedi Hiroshima

Wajah Nyata Kebobrokan AS, Biden Tak Minta Maaf atas Tragedi Hiroshima

POROS PERLAWANAN-Presiden AS Joe Biden meminta agar “dunia dikosongkan dari senjata nuklir.” Hal ini disampaikannya dalam lawatannya ke Hiroshima untuk menghadiri pertemuan G-7.

Dilansir al-Alam, Biden dalam kunjungan tersebut sama sekali tidak meminta maaf atas pengeboman Hiroshima dan Nagasaki dengan bom nuklir di Perang Dunia II, yang telah menewaskan ratusan ribu orang.

Sama seperti Barack Obama, yang merupakan Presiden AS pertama yang melawat ke Hiroshima, Biden juga tidak minta maaf atas tragedi kemanusiaan tersebut.

Perilaku tidak etis ini adalah cerminan terorisme dan kriminal AS. Jika tidak, bagaimana bisa seorang Presiden sebuah negara mengizinkan dirinya untuk mengunjungi panggung kejahatan terkeji dalam sejarah manusia yang dilakukan negaranya, tapi tidak meminta maaf sama sekali terhadap keluarga para korban? Bukankah ini adalah penghinaan terhadap bangsa Jepang, keluarga korban, dan semua umat manusia?

Hal menggelikan di sini adalah Biden meminta agar dunia dikosongkan dari senjata nuklir, padahal negaranya sendiri menimbun ribuan hulu ledak nuklir. Lebih buruk dari itu adalah senjata-senjata ini digunakan terhadap bangsa yang tidak memiliki senjata nuklir, mencampuri urusan domestik mereka, dan menjarah kekayaan mereka.

AS juga mengirim pesawat-pesawat pembom strategis yang memuat bom nuklir dan kapal-kapal selam yang dilengkapi rudal nuklir ke berbagai kawasan di dunia, juga menempatkan rudal-rudal dengan hulu ledak nuklir di berbagai pangkalannya di seluruh dunia.

AS adalah satu-satunya negara pengguna senjata nuklir serta mengancam para penentang ketamakan dan terorismenya dengan senjata ini. Namun kini AS bermain peran sebagai “pelindung bangsa-bangsa.” Ia menuding para penentangnya melakukan kejahatan terhadap umat manusia. AS juga menjatuhkan berbagai sanksi atas negara-negara dengan tujuan membuat mereka kelaparan sehingga bisa menguasai mereka. Semua ini dilakukan dengan tudingan kepemilikan senjata pemusnah massal.

Sebagian orang meyakini, meminta AS untuk meminta maaf atas tragedi Hiroshima dan Nagasaki adalah sebuah kesalahan, karena permintaan maaf tidak bisa membuat pelaku kejahatan semacam ini dimaklumi begitu saja. Para dalangnya harus diseret ke meja hijau sebagai penjahat perang agar umat manusia di masa depan tidak lagi menyaksikan kejahatan serupa. Meski mungkin ini akan butuh waktu lama, pasti suatu hari kelak ini akan terwujud.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *