Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Akal-akalan AS dan Rezim Bonekanya Bentuk ‘Angkatan Laut Gabungan’ di Laut Merah Demi Amankan Kepentingan Israel

Akal-akalan AS dan Rezim Bonekanya Bentuk 'Angkatan Laut Gabungan' di Laut Merah Demi Amankan Kepentingan Israel

POROS PERLAWANAN – Pada 2 April lalu, Pemerintah Sanaa dan negara-negara agresor telah menyepakati gencatan senjata kemanusiaan. Orang-orang Yaman menyambut gembira kesepakatan ini dan berharap ini akan menjadi langkah untuk mengakhiri perang selama 8 tahun.

Namun hanya 12 hari setelahnya, AS dengan dalih menjaga Laut Merah telah mengumumkan akan membentuk Angkatan Laut Gabungan.

Dilansir al-Alam, tindakan AS ini hanya bisa dideskripsikan sebagai sebuah bentuk ambisi militer, berlawanan dengan tindakan PBB dan utusannya yang bertujuan untuk menenangkan keadaan dan membuat gencatan senjata.

Agresi ke Yaman, yang merupakan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia, telah memasuki tahun ke-8. Langkah ini diambil guna mewujudkan beberapa tujuan, salah satunya adalah melanjutkan embargo atas rakyat Yaman, karena dukungan PBB untuk gencatan senjata di Yaman berlawanan dengan kehendak Washington.

AS mengumumkan pembentukan pasukan gabungan baru beranggotakan 34 negara. Pasukan ini dipimpin AS dan akan melakukan patroli di Laut Merah, Bab al-Mandeb, dan Laut Arab.

Sebagian pihak meyakini, tujuan pertama dan terakhir dari langkah ini adalah melindungi kepentingan Israel. Lebih dari 90 persen perdagangannya dengan dunia dilakukan melalui jalur laut, yang sudah terwujud melalui proyek normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab.

Kendati AS tidak mengumumkan negara-negara anggota Angkatan Laut Gabungan ini, namun jelas bahwa Israel, juga negara-negara pelaku normalisasi dan negara-negara pro-AS, akan berada dalam barisan ini. Dua bulan lalu, Israel bersama negara-negara ini telah melakukan latihan militer laut di Samudera Hindia, Laut Arab, dan Teluk Aden.

Sejak hari pertama agresi, Ansharullah sudah menegaskan bahwa agresi ini didalangi AS, Inggris, dan Israel. Bahkan meski Saudi dan UEA adalah eksekutornya. Agresi dilakukan karena kemunculan sebuah Pemerintah independen di Sanaa yang anti-AS dan dekat dengan Poros Perlawanan Palestina.

Sebab itu, bahkan jika pembentukan Angkatan Laut Gabungan ini demi menekan Sanaa, Pemimpin Ansharullah sudah sejak awal mengidentifikasinya dan telah menduga pergerakan ini.

Abdulmalik al-Houthi dalam pidato peringatan tahun ke-8 Perang Yaman mengabarkan pengembangan dan kemajuan persenjataan Sanaa. Dia bicara soal senjata laut baru Yaman yang bisa menenggelamkan kapal-kapal pengancam di laut.

Al-Houthi seolah telah mendahului AS dan sebelum Washington merilis pengumumannya, dia telah menyatakan, ”Dalam tahun ke-8 perang, kami akan datang dengan produk perang dan senjata-senjata laut kami, yang akan menenggelamkan kapal-kapal musuh.”

Yaman tidak menyisakan pilihan bagi Saudi, UEA, dan negara-negara agresor selain menghentikan agresi dan mencabut blokade. Dari hari ke hari, kemampuan prevensi Yaman terus meningkat, sehingga bisa menyasar target-target strategis di kedalaman wilayah musuh.

Hari-hari mendatang akan melahirkan keajaiban-keajaiban mengejutkan, terutama di sektor laut, yang tidak pernah terlintas dalam benak para perancang agresi dan negara-negara boneka AS.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *