Al-Mashat: Justru PBB Sendirilah Faktor Berlarut-larutnya Perang Yaman
POROS PERLAWANAN – Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman, Mahdi al-Mashat dalam pidato peringatan Revolusi 21 September 2014 menyatakan bahwa Revolusi ini adalah sebuah kewajiban nasional-kemanusiaan. Ia pun menyampaikan selamat atas peringatan ke-8 Revolusi 21 September kepada Pemimpin Ansharullah, Abdulmalik al-Houthi, Angkatan Bersenjata, dan semua lembaga Pemerintahan Yaman.
Diberitakan Fars, stasiun televisi al-Masirah menyatakan bahwa para pejabat rezim terdahulu Yaman mengandalkan negara-negara asing untuk mendapatkan kekuasaan mereka yang lenyap. Untuk itu, mereka melakukan agresi dan blokade terhadap Yaman. Di lain pihak, para antek mereka juga tidak pernah berbuat sesuatu untuk Yaman dan rakyatnya.
Menurut al-Mashat, 8 tahun setelah kemenangan Revolusi, rakyat Yaman memiliki hak untuk membanggakan keteguhan, pengorbanan, dan kemenangan mereka.
Rakyat Yaman disebutnya telah berhasil mewujudkan syarat-syarat utama untuk memajukan negara. Ketika jalan ini selesai ditempuh, kata al-Mashat, kita akan melihat Yaman yang berbeda.
Ia menegaskan, Revolusi 21 September berjalan tanpa bergantung kepada Pemerintah-pemerintah asing dan instruksi mereka.
Di bagian lain pidatonya, al-Mashat meminta dari pihak agresor untuk membuang strategi perang dan permusuhan, untuk kemudian berpaling kepada strategi perdamaian serta mengakhiri agresi dan blokade dengan memperbaiki dampak-dampak perang.
Ia juga meminta dari masyarakat dunia dan Dewan Keamanan PBB untuk mendukung perdamaian nyata dan opsi-opsi yang digulirkan untuk itu.
Al-Mashat mendesak mereka untuk mengkaji ulang sikap dan perbuatan hina mereka terhadap Yaman. Ia menilai, perilaku PBB dan Dewan Keamanan sama sekali tidak membantu terwujudnya kepercayaan dan perdamaian, namun justru menjadi salah satu faktor berlarut-larutnya perang.
