Dunia Sebut Langkah Riyadh Musuhi Lebanon ‘Dagelan Teraneh di Ranah Diplomasi Arab dan Internasional’

Share

POROS PERLAWANAN – Dalam beberapa hari terakhir, Riyadh menjadikan petikan wawancara Menteri Informasi Lebanon, George Kordahi sebagai dalih untuk memicu ketegangan dengan Beirut.

Dilansir Fars, Saudi pada Jumat 29 Oktober lalu memanggil Dubesnya dari Beirut. Riyadh juga memberikan tenggat 48 jam kepada Dubes Lebanon untuk meninggalkan negara tersebut.

Segera setelah Saudi, negara-negara Arab seperti Kuwait, Bahrain, dan UEA pun mendesak Dubes-dubes Lebanon untuk angkat kaki dari negara-negara itu.

Saudi pun menghubungi Pemerintahan Mansour Hadi, demi mempertegas klaim bahwa “ada semakin banyak negara yang mengikuti langkah Riyadh ini”.

Menlu Pemerintahan Hadi, Ahmed Awad bin Mubarak, yang kini tengah menetap di salah satu hotel di Ibu Kota Saudi, turut mengirim “nota protes” ke Menlu Lebanon untuk menyatakan keberatannya terhadap statemen Kordahi.

Tindakan Pemerintahan Hadi ini menjadi bahan olok-olok dan guyonan banyak dari netizen Arab. Mereka mendeskripsikannya sebagai “protes diplomasi teraneh di dunia diplomasi Arab dan internasional”.

Di lain pihak, anggota Dewan Tinggi Politik Yaman, Muhammad Ali Houthi menyerukan boikot atas produk dan barang-barang Saudi sebagai bentuk solidaritas untuk Lebanon.

Terkait hal ini, Jubir Ansharullah Muhammad Abdussalam mengatakan, kengototan Saudi untuk melanjutkan kebijakan arogan tak akan menutupi kekalahan telak negara ini di Yaman.

“Kami katakan kepada saudara-saudara kami di Lebanon ‘jangan takut terhadap perbuatan yang dilakukan Rezim Saudi’. Sebab, setelah kekalahannya di Yaman, rezim ini ibarat singa tanpa taring dan surai yang hanya bisa mengumbar ancaman kosong,” kata Abdussalam.

Saudi juga mengumumkan akan menghentikan semua impornya dari Lebanon. Di saat bersamaan, Riyadh mengklaim masih memikirkan nasib warga Lebanon di Saudi.

Kordahi sendiri menyatakan, wawancara ini dilakukan pada 5 Agustus lalu, yaitu sebulan sebelum ia diangkat sebagai bagian dari Kabinet Najib Miqati.

“Pihak-pihak yang berada di balik kampanye ini sudah diketahui. Mereka adalah orang-orang yang sejak dibentuknya Pemerintahan baru menuding bahwa saya akan menggencet media-media,” tandas Kordahi.