Hizbullah: Israel Bukan Penentu dan Tidak dalam Posisi untuk Bisa Diktekan Syarat-syaratnya

Share

POROS PERLAWANAN– Kantor berita Reuters melaporkan, Pemerintah Prancis telah mengusulkan sebuah proposal untuk gencatan senjata di perbatasan Lebanon-Tanah Pendudukan.

Diberitakan Fars, proposal Paris ini dibagi dalam 3 tahap. Tujuannya adalah mewujudkan gencatan senjata di perbatasan Lebanon dengan Tanah Pendudukan jika kondisinya memungkinkan.

Menurut laporan Reuters, proposal ini mencakup penempatan maksimal 15 ribu personel Militer Lebanon di perbatasan, juga mundurnya pejuang Hizbullah hingga jarak 10 km dari perbatasan.

Proposal Prancis ini juga mendesak dimulainya kembali perundingan terkait penentuan perbatasan.

Menanggapi kabar ini, seorang petinggi Hizbullah berkata bahwa selama agresi Rezim Zionis ke Gaza masih berlanjut, tidak akan ada perundingan soal kondisi perbatasan Lebanon-Tanah Pendudukan.

Ia menegaskan, Israel tidak dalam posisi untuk bisa menentukan dan mendiktekan syarat-syaratnya.

Sebelum ini, anggota Fraksi al-Wafa (yang berafiliasi kepada Hizbullah) Ibrahim al-Musawi memperingatkan, Israel akan mendapatkan balasan relevan jika berani berbuat bodoh atau melangkah terlalu jauh.

Menurut al-Musawi, jika itu terjadi, Israel akan menyaksikan serangan-serangan yang lebih massif dari Hizbullah.

“Ini adalah sesuatu yang dijanjikan para komandan Perlawanan. Musuh harus tahu bahwa mereka menghadapi Perlawanan yang sangat tangguh. Musuh berada di hadapan bangsa yang tidak pernah mundur saat diancam,” tandas al-Musawi.

Sementara itu, dalam rangka dukungan untuk bangsa Palestina, Hizbullah pada hari Senin kemarin mengumumkan serangan sukses ke basis-basis Israel di berbagai titik perbatasan.

Hizbullah menyatakan telah menargetkan perangkat spionase Israel di pangkalan Ruwaisat al-Alam dan ladang Shebaa. Dalam statemen lain, Hizbullah mengumumkan serangan ke sekelompok serdadu Zionis di titik perbatasan Segitiga al-Tayhat serta menewaskan dan melukai sejumlah serdadu.