Jihad Islami: Para Pelaku Normalisasi Pilih Tak Acuh dan Bungkam, Aksi Mogok Makan al-Akhras Bakal Berujung Kematian

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, sejumlah media mengabarkan kondisi tahanan Palestina, Maher al-Akhras, yang kian memburuk. Menurut media, al-Akhras tak sadarkan diri hingga berkali-kali sepanjang siang malam. Saat siuman, ia tidak mampu bicara. Tekanan darahnya menurun drastis, namun ia tetap bersikeras melanjutkan aksi mogok makannya.

Al-Akhras ditahan Rezim Zionis pada 27 Juli lalu tanpa diberitahu alasan penangkapannya. Dia dan sejumlah tawanan Palestina lain melakukan mogok makan sebagai protes atas penahanannya.

Tahanan Palestina ini sudah melewati hari ke-99 dalam aksinya. Meski demikian, para petinggi Rezim Zionis masih saja menolak untuk membebaskannya.

“Saya memohon dari nurani masyarakat dunia untuk menyelamatkan putra saya. Saya tak akan memaafkan orang-orang yang hanya bungkam dan tidak melakukan apa pun untuk menyelamatkan Maher,” kata Ibu al-Akhras kepada al-Mayadeen.

Menurutnya, tak seorang pun pejabat yang menghubungi dirinya terkait masalah putranya dan kondisi kritisnya lantaran mogok makan.

Istri al-Akhras mengatakan, dia telah diberitahu para dokter bahwa ia bisa saja kehilangan suaminya setiap saat.

Seorang petinggi Jihad Islami, Khidr Adnan dalam wawancara dengan al-Mayadeen menyatakan, ”Maher al-Akhras akan terbunuh oleh kebungkaman negara-negara Arab dan para pelaku normalisasi dengan Israel.”

“Nilai dan kedudukan al-Akhras mengharuskan kami, orang-orang Palestina di Gaza dan Tepi Barat, untuk bahu membahu membela dirinya,” imbuh Adnan.

Jubir Hamas, Hazim Qasim, dalam statemennya menegaskan, Israel secara sengaja mengabaikan kondisi para tahanan di saat pandemi Corona dan keadaan kritis mereka di penjara.

“Meningkatnya jumlah orang yang terjangkit virus Corona di tengah para tahanan Rezim Zionis menunjukkan, rezim ini secara sengaja tidak memedulikan kondisi para tahanan. Pengabaian ini merupakan bagian dari kebijakan serangan terencana oleh Kantor Penjara Israel, yang hingga kini telah membunuh ratusan tahanan Palestina,” tandas Qasim.

Petinggi Hamas ini lalu meminta dari lembaga-lembaga internasional dan hukum untuk serius menekan Israel agar memerhatikan kondisi para tahanan.