Ketua Asosiasi Ulama Sunni Irak: Semua Penentang AS di Irak dalam Ancaman Teror

Share

POROS PERLAWANAN – Statemen mantan Menlu AS, Mike Pompeo terkait pembunuhan Syahid Qassem Soleimani dan Syahid Abu Mahdi al-Muhandis terus menuai berbagai reaksi di Irak. Syekh Khalid al-Mulla mengatakan, keberlanjutan infilitrasi AS di Biro Intelijen Irak dan Pemerintahan Pelaksana Tugas akan membuat semua pihak di ambang bahaya teror.

“Apa yang dikatakan Pompeo berbahaya dan kembali membuat terkejut kita, warga Irak, dan dunia yang syok akibat gugurnya Syahid Abu Mahdi dan Jenderal Qassem Soleimani,” kata al-Mulla, diberitakan Fars.

“Pernyataan ini secara terang-terangan mengonfirmasi adanya infiltrasi ke perangkat intelijen Irak dan berkuasanya mata-mata serta agen intelijen AS atas semua sektor bandara Baghdad. Ini berarti bahwa semua pihak, terutama para penentang keberadaan AS di Irak, berada dalam ancaman teror,” kata Ketua Asosiasi Ulama Sunni Irak ini.

Ia berpendapat, berlanjutnya Pemerintahan Pelaksana Tugas akan membawa banyak bencana bagi Irak. Satu-satunya solusi, kata al-Mulla, adalah membentuk sebuah pemerintahan kuat secepat mungkin.

“Selain itu, kita membutuhkan sebuah majelis kompak yang akan menuntut dimulainya investigasi konkret terkait teror atas para Panglima Kemenangan atas ISIS, sebab teror ini menentukan dan juga berkaitan dengan kedaulatan (Irak),” imbuh al-Mulla.

Anggota Aliansi Daulah al-Qanun, Muhammad al-Sahyud mengatakan kepada al-Maalomah, ”Pernyataan mantan Menlu AS terkait detail teror bandara Baghdad dan mereka yang terlibat di dalamnya, termasuk para mata-mata dan anasir di dalam bandara, serta Pasukan Delta di Kedubes AS, adalah fakta-fakta yang nyata… Banyak dari kami yang sudah membeberkan apa yang diucapkan Pompeo, tapi kami tidak menemukan orang yang mendengarkan pernyataan kami.”

“Operasi teror bandara Baghdad dan semua teror yang terjadi di Irak pasti dirancang oleh agen intelijen AS dan Mossad, yang berada di Kedubes dengan berbagai samaran. Apa yang dikatakan mereka tentang orang ketiga, terutama yang berkaitan dengan unjuk rasa dan teror terhadap pengunjuk rasa, pasti adalah perbuatan agen-agen AS-Israel,” tandas al-Sahyud.