Menlu Iran di Damaskus: Perdana Menteri Israel Mendekati Akhir Kariernya

Share

POROS PERLAWANAN – Dalam pertemuan di Damaskus pada Senin dengan Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian mengatakan bahwa Israel akan ditangani secara memadai atas agresinya terhadap Konsulat Iran di Damaskus.

Diplomat Iran tersebut menekankan agresi terhadap konsulat adalah bukti yang tidak dapat disangkal bahwa rezim tersebut tidak menghormati hukum internasional.

“Kami menganggap keamanan Suriah sebagai keamanan kami sendiri,” tambahnya, sambil menekankan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mendekati akhir kariernya.

Agresi yang terjadi pada 1 April tersebut merenggut nyawa tujuh penasihat tingkat tinggi IRGC. Di antara para korban adalah Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap Pasukan Quds di Lebanon dan Suriah.

Presiden Iran, Ebrahim Raisi menyalahkan AS dan Israel atas agresi tersebut. Namun, AS menepis tuduhan itu dan mengatakan bahwa pihaknya “tidak terlibat” dalam serangan tersebut.

Axios melaporkan bahwa sesaat sebelum Israel melancarkan serangan terhadap konsulat, mereka memberi tahu Pemerintahan Biden tanpa meminta lampu hijau dari AS .

Pada Minggu kemarin Amir-Abdollahian bertemu dengan para pejabat Oman dan Yaman di Muscat untuk memberi sinyal perkembangan baru dalam hubungan bilateral.

Menurut postingan baru-baru ini di X, keringanan sanksi adalah bagian dari diskusi.

“Selama perjalanan saya ke Oman, saya bertemu dengan Bapak Badr Albusaidi, Menteri Luar Negeri Kesultanan Oman, dan Mohammad Abdul Salam, Juru Bicara dan Kepala Negosiator Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman. Proses perkembangan hubungan bilateral antara Iran dan Oman dan kesepakatan para pemimpin Iran dan Oman tengah dicermati”, tulis tweet tersebut.

“Terjadi diskusi mengenai kelanjutan inisiatif Sultan Oman seiring dengan pembatalan sanksi. Mereka juga membahas perkembangan terkini di Kawasan, termasuk kelanjutan kejahatan perang gabungan yang dilakukan Zionis terhadap Palestina dan perlunya untuk mengambil keputusan pencegahan”, tulis tweet tersebut lebih lanjut.