Iran Pasti Balas Agresi Israel, Waktunya Hanya Teheran yang Tahu

Share

POROS PERLAWANAN-Dilansir al-Alam, orang-orang yang dalam beberapa hari ini mengikuti media-media AS-Israel menjadi saksi 2 metode redaksi yang berlawanan, yang masing-masing berusaha meraih tujuan yang sama.

Sebagai contoh, kita bisa melihat harian cetakan israel Haaretz dan cetakan Inggris Telegraph edisi Minggu 7 April. Yang pertama menulis:”Iran tidak punya cara selain pembalasan dan reaksi cepat serta relevan (untuk serangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus).” Sementara Telegraph menyatakan bahwa “Iran tidak akan membalas serangan itu.”

Hal yang perlu dicamkan adalah media-media Barat dan Israel tidak memiliki titik persamaan. Sebagian mereka berbicara atas dasar “bukti-bukti terpercaya” bahwa Iran akan menargetkan Tel Aviv dan pangkalan-pangkalan AS di Kawasan pada jam dan hari-hari mendatang. Sementara sebagian lain meyakini, “Iran tidak akan membalas serangan ke Konsulatnya” atau “tidak memiliki kapasitas untuk membalas” atau “Israel telah mengubah sepenuhnya perimbangan prevensi.”

Tampaknya sikap Iran yang tidak terburu-buru untuk membalas dendam dan bahwa waktu pembalasan ditentukan sendiri olehnya, bukan oleh AS-Israel, telah menciptakan “semacam kompetisi sengit” antara media-media AS-Israel-Barat untuk memprovokasi Teheran agar merespons agresi Israel berdasarkan pemilihan waktu yang akan menguntungkan Netanyahu.

Iran tahu benar bahwa “pembalasan gegabah” adalah hadiah berharga bagi Netanyahu dan Rezimnya, yang tengah tenggelam di rawa kekalahan dan skandal, bukan hanya di Gaza, tapi juga di Kawasan dan dunia, bahkan di Barat sendiri.

Pembalasan dendam segera juga akan membebaskan Israel dari kondisi ketidakpastian, ketakutan, dan frustasi yang sedang dialaminya saat ini; kondisi yang merupakan hasil dari kebijakan misterius yang tengah dijalankan Iran.

Iran jelas akan membalas agresi Israel, dan itu akan dilakukan dengan keras. Teheran tahu bahwa jika tidak dibalas, Israel akan lebih terdorong untuk menargetkan wilayah Iran secara langsung. Namun dengan sikap saat ini, situasi tidak akan terseret ke arah yang dikehendaki AS-Israel (perang langsung versus Iran). Dengan demikian, Netanyahu dan Kabinetnya masih akan berkubang di rawa-rawa Gaza. Pada hakikatnya, AS-Israel berusaha mengalihkan ujung tombak ke arah Iran, supaya mereka terbebas dari skandal kejahatan dan terorisme yang dilakukan mereka di Gaza.

Netanyahu hanya berhalusinasi jika yakin bahwa dukungan total Washington untuk Tel Aviv akan membuat Iran tidak memberi balasan. Iran sudah membuktikan balasannya kepada AS ketika Jenderal Qassem Soleimani diteror. Iran kini juga mampu memberi balasan yang lebih menyakitkan; balasan yang baik Netanyahu atau Biden tidak tahu kapan akan mereka terima.