Parpol Lebanon Sebut AS-Israel Dalang Ledakan Beirut

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, sebuah partai politik Lebanon menyebut bahwa layanan mata-mata Amerika dan Israel menjadi dalang ledakan mematikan bulan lalu di pelabuhan Ibu Kota Beirut.

“Pelabuhan Beirut diledakkan oleh layanan mata-mata Amerika dan Israel,” kata Presiden Partai Gerakan Rakyat, Najah Wakim kepada jaringan televisi Lebanon al-Mayadeen pada hari Minggu.

“FBI, organisasi investigasi kriminal AS, telah mengumumkan penyelidikan atas ledakan 4 Agustus untuk menyembunyikan kenyataan yang ada di balik ledakan itu,” tambahnya.

Sedikitnya 190 orang tewas, lebih dari 6.500 lainnya terluka, dan sebagian besar wilayah Beirut hancur akibat ledakan yang disebabkan oleh sekitar 2.700 ton amonium nitrat di pelabuhan tersebut.

“Mereka menyembunyikan kebenaran serupa dengan yang terjadi dalam kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafiq Hariri,” kata Wakim. Dia merujuk pada ledakan tahun 2005 di Beirut yang menewaskan mantan PM Lebanon itu.

Masa depan akan membuktikan peran Washington dalam tragedi itu, Wakim menambahkan, mengatakan bahwa Amerika mengirim Presiden Prancis, Emanuel Macron ke Lebanon untuk mencegah intervensi inovatif Rusia-China setelah ledakan.

Macron pertama kali mengunjungi Beirut segera setelah ledakan dan melakukan kunjungan lagi ke kota tersebut Selasa lalu, memberikan ultimatum kepada pejabat Lebanon untuk menerapkan “reformasi” atau menghadapi “sanksi”.

Ledakan itu diikuti oleh pergolakan serius lainnya di Lebanon, termasuk unjuk rasa yang dihadiri ribuan orang, upaya pembobolan parlemen oleh para pengunjuk rasa, dan pengunduran diri seluruh jajaran pemerintahan mantan Perdana Menteri Hasan Diab.

Gerakan Poros Perlawanan Lebanon, Hizbullah yang membela negara itu dari Israel dan upaya intervensionis oleh sekutu Tel Aviv, terutama Amerika Serikat, telah menyerukan pertanggungjawaban atas ledakan tersebut, sembari dengan kuat mendesak persatuan dan integritas seluruh negeri.