Potensi Bahaya Rezim Zionis Meningkat Pascanormalisasi Maroko, PM Aljazair Ajak Rakyatnya Waspada

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, PM Aljazair Abdelaziz Djerad melayangkan peringatan soal ancaman baru Rezim Zionis terhadap negaranya.

Menanggapi normalisasi Maroko-Israel, Djerad mengatakan, ”Saat kami memberitahu warga bahwa ada sebuah operasi asing yang menargetkan stabilitas negara, inilah yang kami maksud. Inilah tanda-tandanya. Saat ini, kita menyaksikan konflik di perbatasan kita, Afrika, dan Maroko. Sekarang ada keinginan kuat untuk membawa Rezim Zionis mendekati perbatasan kita.”

Dikutip dari situs al-Khabar, Djerad menegaskan agar semua orang Aljazair berusaha mengatasi problem internal negara tersebut. Dia meminta dari rakyat, elite politik, dan tokoh budaya untuk waspada dan menjaga stabilitas Aljazair.

“Aljazair telah dijadikan sebagai target. Kita mesti bahu-membahu untuk menyelesaikan semua problem internal di antara kita,” tandas Djerad, seperti dilansir al-Mayadeen.

Sebelum ini, setelah deklarasi kesepakatan normalisasi UEA dan Bahrain dengan Tel Aviv, Presiden Aljazair Abdelmajid Tebboune mengatakan, ”Palestina adalah norma sakral. Sikap kami sudah jelas dan teguh dalam masalah ini, yaitu pembentukan Pemerintah independen Palestina dengan Quds sebagai Ibu Kota dan berdasarkan perbatasan tahun 1967.”

Tebboune menilai, normalisasi yang dilakukan sebagian negara Arab adalah tindakan tergesa-gesa. Ia menyatakan, Aljazair tak akan memberikan ucapan selamat kepada negara-negara tersebut, juga tidak akan bergabung dalam konvoi pelaku normalisasi dengan Rezim Zionis.

Presiden AS, Donald Trump pada Kamis lalu mencuit bahwa Maroko menyatakan kesiapannya untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Dalam tweet lain, Trump juga mengakui kedaulatan Maroko atas kawasan Sahara Barat. Ia menulis, ”Maroko pada tahun 1777 telah mengakui AS secara resmi. Sebaiknya kita juga mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat”.

Menyusul deklarasi kesepakatan normalisasi Maroko dengan Israel, Raja Maroko menelepon Ketua Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA), Mahmoud Abbas untuk menjustifikasi tindakannya.

Kantor Kerajaan Maroko mengumumkan, Muhammad VI dalam kontak telepon dengan Abbas menegaskan “sikap teguh dan moderat Maroko terkait isu Palestina”.

Raja Maroko mengaku tetap mendukung penyelesaian konflik Palestina-Israel melalui Solusi Dua Negara.