Roket-roket Katyusha Hantam Komplek Gas Milik Emirat di Wilayah Kurdi Irak

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, sejumlah roket Katyusha telah menghantam kompleks gas di wilayah semi-otonom Kurdistan Irak, dalam serangan terbaru yang menargetkan fasilitas milik perusahaan energi Uni Emirat Arab (UEA) Dana Gas.

“Masih belum jelas apakah ada kerusakan” dalam serangan Senin malam di kompleks Khor Mor, kata Ramak Ramadan, Kepala Distrik Chamchamal, tempat di mana fasilitas itu berada.

Kompleks gas terletak di antara kota Kirkuk dan Sulaimaniyah di Irak utara, di wilayah yang dikelola oleh otoritas Kurdi.

Sejauh ini tidak ada individu atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Sadiq Mohammed, seorang pejabat dari distrik Qadr Qaram yang berdekatan, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada jaringan berita televisi Kurdistan 24 bahwa serangan itu dilakukan dengan menggunakan tiga roket Katyusha, tanpa menimbulkan korban.

Laporan lain mengatakan bahwa lima roket digunakan dalam serangan itu.

Sebelumnya pada bulan Juni, fasilitas milik Emirat tiga kali menjadi sasaran secara terpisah oleh roket yang tidak menimbulkan korban atau kerusakan. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Sebuah roket Katyusha menargetkan kompleks gas Khor Mor pada 25 Juni.

“Roket menghantam sekitar 500 meter di luar kompleks,” kata seorang pejabat setempat saat itu. Tidak ada klaim segera atas serangan itu.

Serangan roket Katyusha menghantam fasilitas yang sama pada 22 Juni dan 17 Juni, juga tanpa menimbulkan korban atau kerusakan.

Infrastruktur energi di tempat lain di wilayah semi-otonom Kurdistan juga diserang dalam beberapa bulan terakhir.

Roket menghantam kilang Kawergost, barat laut Ibu Kota regional Erbil, pada bulan April dan Mei.

Serangan itu terjadi di tengah perselisihan minyak yang memanas antara Kurdistan dan Pemerintah Federal di Baghdad.

Pemerintah Irak dan Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) telah lama berselisih mengenai bagian Baghdad dari minyak Kurdi, dengan Pemerintah Irak menuntut kontrol penuh atas minyak mentah di kawasan itu selama bertahun-tahun.

Di bawah kesepakatan antara kedua belah pihak, wilayah Kurdi mengirimkan 250.000 dari lebih dari 400.000 barel produksi minyak harian ke Baghdad, sebagai imbalan atas bagiannya dari anggaran Federal.

Selama beberapa tahun terakhir, beberapa laporan telah mengungkapkan bahwa Kurdistan Irak diam-diam menjual minyak ke Israel dengan harga diskon besar-besaran dan bahwa lebih dari dua pertiga minyak rezim pendudukan telah diimpor dari Pemerintah Daerah Kurdistan.

Surat kabar Al-Araby Al-Jadeed yang berbasis di London mengatakan dalam sebuah laporan pada Maret 2019 bahwa Israel membeli sejumlah besar minyak Irak dari pihak-pihak tertentu dan “mafia” di wilayah Kurdistan dengan harga serendah $16 atau $17 dolar.

Harian Inggris Financial Times sebelumnya melaporkan bahwa Israel telah memperoleh 75 persen pasokan minyaknya dari Kurdistan Irak.

Transaksi rahasia Kurdistan dengan Israel, yang dilaporkan juga mencakup kerja sama kawasan dengan agen mata-mata Israel Mossad, terjadi ketika parlemen Irak baru-baru ini mengesahkan undang-undang yang melarang negara itu untuk menormalkan hubungannya dengan rezim Tel Aviv.

Pengesahan undang-undang tersebut memperkuat kebijakan kuno negara Arab yang tidak berubah dan untuk menolak mengakui rezim pendudukan.