Sekjen Jihad Islam: Hanya Iran, Hizbullah, dan Suriah yang Dukung Palestina

Share

POROS PERLAWANAN – Sekjen Jihad Islam, Ziyad al-Nakhalah pada Kamis malam 29 Desember menyatakan, ”Kami di Palestina berperang melawan AS, sebab negara ini adalah pendukung pertama dan utama Rezim Zionis.”

“Kami memandang tidak ada pendukung bagi Palestina selain Iran, Hizbullah, dan Suriah,” imbuh al-Nakhalah, dilansir al-Alam.

Ia juga mengutarakan kemungkinan agresi baru Rezim Zionis ke Gaza dan mengatakan, ”Di tahun depan, kami menduga akan menyaksikan agresi baru ke Jalur Gaza.”

“Kami tidak akan menghentikan upaya mana pun untuk membebaskan para tawanan. Penawanan para serdadu Israel adalah salah satu prioritas terpenting Perlawanan.”

“Tahun ini, kita menghadapi tantangan nyata. Kami berkoordinasi dengan faksi-faksi Perlawanan di Tepi Barat. Hari ini, kita tidak punya jalan selain bersatu untuk menghadapi musuh.”

“Brigade Jenin dan Arin al-Usud dibentuk pada tahun 2022. Kondisi konfrontasi dengan Musuh Israel akan terus berlanjut,” pungkas al-Nakhalah.

Sementara itu, Dubes Israel untuk Prancis, Yael German, pada Kamis kemarin menyatakan mundur dari jabatannya. Ia berkata bahwa keputusan ini didasari pembentukan Kabinet baru Israel yang dipimpin Benyamin Netanyahu.

“Sangat disesalkan bahwa Kabinet yang kau bentuk terdiri dari para wakil partai-partai yang memiliki kebijakan dan pernyataan-pernyataan radikal,”cuit German di akun Twitter-nya, ditujukan kepada Netanyahu.

“Menurut saya, semua ini adalah ancaman bagi Israel. Kebijakan dan statemen para menteri Kabinetmu bertentangan dengan nurani dan pandangan saya tentang dunia dan Israel. Dalam kondisi semacam ini, saya tidak bisa melanjutkan tugas dengan kebijakan yang berlawanan dengan apa yang saya yakini. Saya mengumumkan pengunduran diri sebagai Dubes Israel di Prancis,” lanjutnya.

Rai al-Youm melaporkan bahwa hingga kini Netanyahu belum menanggapi pengumuman pengunduran diri German dari jabatannya di Paris.

Pada Kamis lalu, Netanyahu telah meraih kepercayaan dari para anggota Knessett dan dengan demikian ia telah membentuk Kabinet keenamnya sejak 2009 hingga sekarang.

Kabinet bentukan Netanyahu disebut-sebut sebagai Kabinet paling radikal dalam sejarah Rezim Zionis. Bersamaan dengan pidatonya di Knessett, situasi di dalam dan luar Parlemen diliputi ketegangan. Ratusan orang berkumpul di pelataran Knessett sebagai bentuk protes terhadap Netanyahu.