Yakin Tak Ada Penjahat Lebih Besar dari Trump, Aktivis AS Menjulukinya ‘Pemimpin Organisasi Ekstremis Rasis Kulit Putih’

Share

POROS PERLAWANAN – “Tidak ada penjahat yang lebih besar” daripada Presiden AS Donald Trump, kata seorang aktivis Amerika, dengan alasan bahwa gerakan rasis telah mengumpulkan momentum dan kelompok-kelompok ekstremis telah semakin eksis sejak pebisnis yang berpaling menjadi politisi itu mulai berkuasa.

Graylan Hagler, seorang advokat keadilan dari Washington DC, membuat pernyataan dalam edisi Jumat dari program The Pressate Press TV, mengomentari dekade diskriminasi ras di AS dan pembunuhan kejam baru-baru ini terhadap seorang Afrika-Amerika di Minneapolis, Minnesota.

Protes-protes baru meletus di seluruh Amerika Serikat pada Kamis malam, ketika gelombang kemarahan atas kematian George Floyd kian meningkat. Beberapa demonstran dilaporkan merangsek masuk ke kantor polisi Minneapolis, yang menjadi pusat demonstrasi, dan membakarnya dari dalam.

Floyd, seorang pria Afrika-Amerika berusia 46 tahun, meninggal pada hari Senin setelah seorang perwira polisi berkulit putih Minneapolis menggunakan lututnya untuk menjepit leher Floyd ke tanah selama beberapa menit, hingga Floyd berulang kali memohon dilepaskan karena ia tidak bisa bernapas. Dia segera dinyatakan meninggal di rumah sakit dan insiden itu memicu protes luas dan memicu tuntutan pidana terhadap petugas.

Merespons hal ini, Presiden Trump justru menyebut para demonstran sebagai “preman” dan mengancam akan menembaki mereka.

“Tidak ada penjahat yang lebih besar daripada Donald Trump, itulah kenyataannya. Iklim yang ada sekarang di negara ini rasis pada orang kulit hitam, orang berkulit cokelat dan penegak hukum benar-benar berasal dari jenis retorika yang keluar dari Gedung Putih,” kata Hagler kepada Press TV pada hari Jumat.

“Konteks rasisme dan supremasi kulit putih yang ada terus mendidih dan menciptakan kematian dan kehancuran, dan jelas orang-orang sakit dan lelah karenanya dan melawan,” tambahnya.

Saat ditanya apakah kebrutalan polisi AS menjadi sistemik terutama di kalangan minoritas, Hagler berkata, “Itu telah menjadi bagian dari pendirian negara ini. Siapa yang kita miliki di Gedung Putih saat ini adalah pemimpin organisasi ekstremis rasis kulit putih.”

“Negara ini tidak didirikan atas dasar kebaikan; negara ini didirikan atas dasar keserakahan dan eksploitasi…” Hagler menekankan.

Demonstrasi telah berubah menjadi kekerasan di Los Angeles dan Minneapolis, ketika polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet terhadap para demonstran.