Loading

Ketik untuk mencari

Arab Saudi

Arab Saudi Tahan 78 Pejabat atas Tuduhan Korupsi di Tengah Perebutan Takhta Kerajaan

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, pihak berwenang Saudi menahan puluhan pejabat atas dugaan kasus korupsi baru di tengah laporan bahwa Putra Mahkota, Mohammed bin Salman berusaha menyingkirkan calon saingannya dalam perebutan takhta.

Surat kabar harian berbahasa Inggris Saudi Gazette, mengutip Otoritas Pengawasan dan Anti-Korupsi (Nazaha), melaporkan bahwa 78 orang dipenjara atas tuduhan penyuapan, pemalsuan, dan pencucian uang.

Laporan itu menambahkan bahwa para terdakwa bekerja di Kementerian Pertahanan, Dalam Negeri, Kesehatan, Keadilan, Pendidikan, Urusan Kota dan Pedesaan serta Perumahan.

Gazette menambahkan bahwa penangkapan itu dilakukan setelah otoritas Nazaha melakukan 3.207 inspeksi. Sementara 116 pejabat lainnya juga diselidiki untuk beberapa kejahatan.

Sejak Bin Salman menjadi pemimpin de facto Arab Saudi pada 2017, Kerajaan telah menangkap puluhan aktivis, blogger, intelektual, dan lainnya yang dianggap sebagai lawan politik, menunjukkan hampir nol toleransi terhadap perbedaan pendapat walaupun menghadapi kecaman internasional atas tindakan keras tersebut.

Dalam apa yang dipandang sebagai pembersihan terbesar dalam sejarah Kerajaan, bangsawan Saudi, miliarder, dan pejabat senior Pemerintah disiksa dan diperas pada November 2017, ketika mereka ditangkap dan ditahan di hotel Ritz-Carlton dalam permainan kekuasaan yang luar biasa oleh Bin Salman untuk menyingkirkan orang-orang yang berpotensi menimbulkan ancaman politik.

Sebanyak 500 orang ditangkap dalam pembersihan, yang berlanjut hingga 2019. Menurut The Wall Street Journal, Pemerintah Saudi menargetkan uang tunai dan aset senilai hingga $800 miliar.

Pembersihan itu diyakini dimaksudkan untuk mengonsolidasikan pemerintahan Bin Salman yang baru lahir.

Mantan tahanan dan rekan dari beberapa orang yang terjebak dalam tindakan keras itu mengatakan bahwa penahanan itu sewenang-wenang, cacat dalam proses peradilan, dan sering menargetkan musuh sang Pangeran.

Surat kabar harian Inggris Guardian, mengutip sebuah sumber, mengatakan bahwa penangkapan November 2017 di hotel Ritz-Carlton Riyadh “adalah tentang mengonsolidasikan pemerintahannya (Bin Salman), polos dan sederhana” dan terjadi sebelum pembunuhan kejam terhadap jurnalis oposisi Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.

“Fakta bahwa dia lolos dengan itu (Penangkapan November) memungkinkan dia untuk melakukan yang terakhir (pembunuhan Khashoggi). Penjaga yang sama yang terlibat dalam Ritz terlibat dalam pembunuhan itu,” kata sumber tersebut.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *