Pemimpin Ansharullah: Iran dan Hizbullah Model Sukses Buah Tawakal kepada Allah
POROS PERLAWANAN – Diberitakan Fars, Pemimpin Ansharullah Sayyid Abdulmalik al-Houthi menegaskan bahwa kubu munafik berusaha menggiring Umat Islam menuju ketergantungan penuh.
Dalam peringatan Tahun Baru Hijriah, al-Houthi menyatakan bahwa kaum munafik menggulirkan ide normalisasi dengan Rezim Zionis demi menjadikan Muslimin sebagai pihak yang bergantung kepada selain mereka. Menurutnya, orang-orang munafik menginjak-injak kehormatan dan kesucian Umat Islam di Makkah, Baitullah, dan manasik haji di Arafah.
Al-Houthi menjelaskan, orang-orang munafik berusaha mengontrol Muslimin dan menerima begitu saja pelanggaran terhadap kemuliaan serta kesucian mereka. Penodaan terhadap hal-hal yang disucikan Umat Islam, kata al-Houthi, menunjukkan pentingnya upaya serius untuk menghadapi upaya-upaya musuh.
Stasiun televisi al-Masirah mengutip pernyataan Pemimpin Ansharullah bahwa melawan tindakan-tindakan musuh adalah sebuah komitmen keimanan dan mendasar demi keagungan Umat Islam, agama, dan dunia mereka.
Al-Houthi menyatakan, bangsa-bangsa dan kaum merdeka di Iran, Palestina, Suriah, dan Hizbullah adalah contoh keberhasilan orang-orang yang bertawakal kepada Allah. Ia menyebut Hizbullah Lebanon sebagai manifestasi ayat Alquran, “Sesungguhnya partai Allah adalah para pemenang”.
Sebelum ini dalam peringatan Idul Ghadir, al-Houthi menyatakan bahwa hari mulia ini penting untuk dirayakan, karena merupakan bentuk syukur kepada Allah yang telah menyempurnakan nikmat-Nya pada hari tersebut.
Ia menjelaskan, prinsip Wilayah mencegah infiltrasi musuh dan munafik di tengah Umat Islam. Umat Islam dinilainya membutuhkan konsep Wilayah demi melawan bahaya penyimpangan.
“Musuh mengetahui pentingnya hubungan dengan Imam Ali. Sedangkan orang-orang munafik berencana menghubungkan Umat Islam kepada Zionis dengan label-label menipu seperti Kesepakatan Abraham,” tandasnya.
