Associated Press: Operasi Bendung Houthi Pertempuran Laut Tersulit AS Sejak Perang Dunia II
POROS PERLAWANAN– Kantor berita Associated Press mengutip pengakuan para komandan Angkatan laut AS, bahwa “operasi untuk membendung Houthi (Yaman) adalah pertempuran laut paling berat sejak era Perang Dunia II.”
Dinukil Mehr dari al-Jazeera, pengakuan Angkatan Laut AS soal sulitnya melawan para pejuang Yaman ini bersamaan dengan laporan yang dirilis Badan Intelijen Pertahanan AS. Dalam laporannya, Badan Intelijen Pertahanan AS menyebut ketidakmampuan Washington dalam konfrontasi militer dengan Ansharullah.
Badan yang berafiliasi kepada Pentagon itu menyatakan,”Aliansi Maritim Internasional yang dipimpin AS dibentuk dengan tujuan menghadapi serangan Ansharullah terhadap kapal-kapal internasional (Zionis). Namun Aliansi ini gagal mewujudkan tujuan-tujuannya.”
“Ansharullah adalah ancaman yang terus berkembang untuk pelayaran internasional. Hingga sekarang lebih dari 30 korporasi internasional pelayaran terpaksa mengubah rute mereka. Sejak bulan November 2020 hingga Maret 2024, Ansharullah sedikitnya telah menyerang 43 kapal di Laut Merah dan Teluk Aden.”
Pengakuan AS atas ketidakmampuannya menghadapi Ansharullah terlontar usai Pemerintahan Joe Biden bertindak kelewat batas. Tanpa seizin Kongres AS, Pemerintahan Biden melancarkan serangan udara ke sejumlah kawasan di Yaman. Tujuan serangan ini adalah melindungi kapal-kapal Zionis atau yang berkaitan dengannya.
Jubir Angkatan Bersenjata Yaman, Yahya Saree pada Kamis 13 Juni mengumumkan bahwa negara tersebut dalam 24 jam terakhir telah melancarkan 3 operasi militer terhadap kapal-kapal yang berkaitan dengan Rezim Zionis.
Dikutip al-Alam dari al-Masirah, Militer Yaman dalam operasi pertama menyerang kapal Verbena, sehingga menimbulkan kebakaran dan kerusakan parah di kapal itu.
Dalam operasi-operasi berikutnya, Militer Yaman menargetkan kapal Seaguardian dan Athina di Laut Merah.
Menurut Saree, 2 operasi terakhir menggunakan rudal balistik dan drone serta mengenai sasaran dengan tepat.
Pada Kamis lalu, AS dalam laporannya menyebutkan bahwa sejak dimulainya perang Gaza, serangan Ansharullah di Laut Merah telah berdampak atas 65 negara.
