Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Barat Takut dan Malu jika Wajah Asli Israel Sampai Terungkap

Barat Takut dan Malu jika Wajah Asli Israel Sampai Terungkap

POROS PERLAWANAN – Rezim Zionis tengah runtuh dari dalam. Api perpecahan antara berbagai kelompok terus menyala dan membesar dari hari ke hari. Terjadinya sebuah perang saudara bukan hal yang mustahil.

Di tengah situasi ini, para radikal berusaha mengubah dan menguasai semua lembaga Rezim Zionis. Di lain pihak, kelompok-kelompok “moderat” berupaya mempertahankan gambaran klise dari Rezim Penjajah.

Dilansir al-Alam, penulis Yahudi-Amerika, Thomas Friedman dalam tulisannya menyerang Netanyahu secara langsung. Friedman menudingnya “berniat menyeret Israel ke dalam sebuah perang saudara demi kepentingan pribadinya”.

Menurut Friedman, kerusuhan dan bentrok yang terjadi di jalanan Tanah Pendudukan tidak membuat senang orang-orang Yahudi di AS (atau lobi-lobi Yahudi di Washington dan para pendukung utama Rezim Zionis).

Di akhir tulisannya, ia menjelaskan bahwa kelak akan diketahui krisis Rezim Zionis saat ini berpangkal dari kebodohan petinggi dan elemen penguasa; orang-orang yang berkhayal bahwa dengan barbarisme bisa mempertahankan eksistensi Israel. Mereka bersikeras untuk mengegolkan rencana reformasi sistem peradilan, yang ditentang masyarakat Israel, dan secara berlebihan menggunakan kekerasan terhadap orang-orang Arab.

Friedman meyakini bahwa orang-orang yang bisa melakukan ini (melindungi Israel) adalah figur-figur moderat, yang meraih keinginan mereka tanpa memicu badai di sekeliling mereka dan mewujudkan kehendak kelompok radikal tanpa tindakan-tindakan ekstrem.

Dalam pandangannya, saat ini ada badai yang berkecamuk di dalam Israel, yang diakibatkan orang-orang radikal di sekitar Netanyahu. Mereka dimanfaatkan Netanyahu demi tujuan-tujuan pribadinya. Mereka digunakan untuk melindungi posisinya sebagai Perdana Menteri, sehinga ia bisa terhindar dari kejaran hukum dalam kasus korupsi.

Friedman berpendapat bahwa AS malu atas kelakuan Ben-Gvir, Smotrich, dan Netanyahu. AS membutuhkan figur-figur moderat dan lunak yang bisa membela tindakan mereka di hadapan dunia; orang-orang yang bisa dijamu Presiden AS di Gedung Putih dengan rasa bangga. Namun jamuan untuk orang radikal yang bernafsu melenyapkan sebuah kota Palestina dari peta, adalah hal yang sangat sulit, bahkan mustahil.

Hal yang perlu dicamkan di sini adalah, tulisan Friedman menunjukkan bahwa penolakan AS terhadap orang-orang seperti Smotrich dan Ben-Gvir tak ada kaitannya dengan kebijakan rasis dan keji mereka atas rakyat Palestina. Namun yang dikhawatirkan AS adalah orang-orang radikal ini “menampilkan barbarisme Rezim Zionis secara terang-terangan di hadapan media”.

Pada hakikatnya, kegaduhan kelompok radikal dan badai yang dimunculkan mereka akan menodai “citra baik yang dikesankan dari demokrasi di Israel”; demokrasi yang dideklarasikan oleh AS dan Barat sesuai dengan demokrasi mereka, disanjung mereka tiap saat, dan diklaim bahwa negara-negara Arab tidak mengenal atmosfer kebebasan semacam ini.

Saat ini, hal tersebut hanya disadari oleh sejumlah veteran militer Zionis di sektor politik dan keamanan. Mereka tidak ingin Israel menjauh dari gambaran klise dan palsu yang sudah ditonjolkan kepada dunia selama 75 tahun terakhir. Mereka masih berusaha meyakinkan dunia bahwa “Israel masih merupakan demokrasi di gurun kedikdatoran rezim-rezim Arab”.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *