Loading

Ketik untuk mencari

Irak

Beda dengan Sikap Tulus dan Uluran Tangan Iran, Sejumlah Negara Arab Justru Membuat Irak Menderita

Beda dengan Sikap Tulus dan Uluran Tangan Iran, Sejumlah Negara Arab Justru Membuat Irak Menderita

POROS PERLAWANAN – Beberapa hari lalu, Reuters mengklaim bahwa UEA menangguhkan pemberian visa baru untuk warga belasan negara mayoritas Muslim, termasuk Iran, Mali, Aljazair, Kenya, Irak, Lebanon, Pakistan, Tunisia, dan Turki.

Dilansir Fars, Otoritas UEA belum menjelaskan alasan tindakan ini. Namun berdasarkan kutipan Reuters dari sebuah sumber, keputusan ini diambil demi alasan keamanan dan kemungkinan hanya untuk sementara.

Seorang penulis Irak, Yusuf al-Rashidi dalam artikelnya di al-Maalomah mengkritik tindakan UEA ini. Dia membandingkan perlakuan negara-negara Arab dengan sikap Iran terhadap Irak.

“Melalui sebuah tindakan baru, berbahaya, dan tak beralasan, Otoritas UEA memutuskan untuk mencegah masuknya warga 12 negara asing dan Arab, termasuk Lebanon, Aljazair, Yaman, dan Irak ke Abu Dhabi atau UEA, dengan cara tidak memberikan visa kepada mereka atau orang-orang lain yang dicap mencurigakan. Tak berhenti sampai di situ, mereka bahkan menangkap sejumlah warga Irak dengan alasan tak diketahui”, tulis al-Rashidi.

Menurutnya, Irak sudah lama dibuat menderita oleh orang-orang Arab sendiri. Di antaranya adalah membiarkan pasukan asing menginvasi Irak melalui wilayah mereka. Juga memperkenankan para teroris memasuki Irak dan menumpahkan darah ribuan warga Irak yang tak berdosa.

“Dalam kondisi semacam ini, Republik Islam Iran, yang oleh para elemen Joker Arab dituntut untuk keluar dari Irak, bersikap lebih tulus, bijak, dan bermartabat dibanding sebagian negara-negara Arab ini.”

“Pada tahun 1991, saat AS memblokade Irak dan di saat rakyat Irak kelaparan dan negara-negara Arab menutup perbatasan mereka, Iran menjadi paru-paru bagi Irak untuk bernapas… Iran mematahkan blokade ini serta mengirimkan barang dan bahan makanan kepada warga Irak, bahkan minyak Irak pun diekspor melalui jalur Iran,” lanjut al-Rashidi.

Penulis Irak ini menyatakan, saat para teroris memasuki Irak melalui wilayah negara-negara Arab dan Ayatullah Sistani mengeluarkan fatwa jihad, tak seorang pun orang atau tokoh Arab yang menjawab fatwa tersebut. Di lain pihak, justru orang-orang Iran yang memenuhi seruan itu dan berjuang bersama rakyat Irak hingga darah mereka sama-sama tertumpah.

Di akhir tulisannya, al-Rashidi meminta Kemenlu Irak memprotes langkah UEA ini dan memperingatkan dampak negatifnya. Ia juga berharap agar Parlemen Irak, sebagai wakil rakyat, mengecam keputusan UEA dan menjaga martabat bangsa Irak.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *