Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

Berkaca pada Dinamika Afghanistan, Uni Eropa Gulirkan Wacana ‘Mandiri dan Lepas dari Tekanan AS’

POROS PERLAWANAN – Presiden Dewan Eropa, Charles Michel pada Rabu 1 September mengatakan, dengan melihat perkembangan di Afghanistan, seharusnya Uni Eropa bisa bertindak independen dari AS.

“Dari sudut pandang saya, kita tidak butuh sebuah peristiwa geopolitik lain untuk menjadikannya sebagai alasan agar Uni Eropa lebih mandiri dalam mengambil keputusan dan memiliki kapasitas untuk bertindak di level global,” kata Michel kepada kantor berita Reuters, sebagaimana diberitakan Fars.

AS dan negara-negara anggota NATO pada tahun 2001 melancarkan invasi militer ke Afghanistan, dengan dalih pembalasan atas serangan 11 September. Sejak masa itu, pendudukan AS di negara itu pun dimulai.

Setelah pertemuan antara AS dan Taliban di Doha pada Februari 2020 dan ditekennya “kesepakatan damai” antara mereka, proses hengkangnya Tentara AS dan sekutunya dari Afghanistan pun dimulai. Dalam beberapa pekan terakhir, pertempuran di Afghanistan terus meningkat, hingga akhirnya Taliban berhasil menduduki sejumlah besar kawasan di negara itu, termasuk Ibu Kota Kabul.

Setelah Kabul diduduki dan dikuasai Taliban dalam waktu yang singkat, AS dan sekutunya mempercepat proses penarikan pasukan dari Afghanistan secara terburu-buru dan kacau. Pesawat terakhir AS telah meninggalkan bandara Kabul pada Selasa dini hari lalu, hingga tak ada lagi pasukan asing di negara tersebut.

Usai Ibu Kota Afghanistan diduduki Taliban dan Ashraf Ghani kabur ke luar negeri, terjadi kekacauan di bandara Kabul, yang keamanannya adalah tanggung jawab AS. Kacaunya proses evakuasi pasukan AS dan sekutunya, juga diabaikannya para sekutu Afghan oleh AS, membuat para sekutu AS lainnya meragukan komitmen Washington.

Di masa Pemerintahan Donald Trump, ia menekan negara-negara Eropa untuk menambah saham mereka dalam pembiayaan aliansi militer untuk menghadapi Rusia. Hal ini mendorong Uni Eropa menggulirkan wacana untuk memiliki kekuatan militer independen karena tidak percaya kepada AS.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *