Berkat Bantuan Iran, Venezuela Berhasil Gandakan Produksi Minyaknya di Tengah Sanksi AS
POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Venezuela menggandakan produksi minyaknya selama beberapa bulan terakhir berkat bantuan Iran yang menentang sanksi AS terhadap Caracas, kata analis industri minyak.
Produksi minyak Venezuela mencapai perkiraan rata-rata 900.000 barel per hari (bph) pada Desember dan bisa mencapai 850.000 bph pada Januari, sumber industri minyak mengatakan kepada Miami Herald.
Sumber tersebut, yang dikutip oleh harian AS Miami Herald, menekankan bahwa kenaikan produksi minyak Venezuela terutama berasal dari pengiriman reguler pengencer dari Iran yang memungkinkan negara itu untuk menebus penurunan produksi dalam negeri.
Pengencer, biasanya turunan minyak bumi yang dikenal sebagai nafta, sangat penting untuk mengurangi viskositas minyak mentah Venezuela yang sangat berat.
Pakar minyak Venezuela mengonfirmasi pertumbuhan signifikan dalam produksi minyak negara itu, menggarisbawahi bahwa nafta Iran sangat penting bagi Pemerintah di Caracas untuk dapat menjual minyak mentah dari Sabuk Minyak Orinoco, yang perlu diencerkan untuk dijual di pasar dunia.
“Memang, mereka telah meningkatkan produksi dan ada beberapa elemen yang menunjukkan hal ini,” kata Juan Fernandez, mantan Direktur Eksekutif Perencanaan untuk perusahaan milik negara Venezuela, Petroleos de Venezuela (PDVSA). “Banyak karena mereka telah menerima pengencer Iran dan itu langsung ke produksi di sabuk minyak berat Orinoco.”
Fernandez mengatakan industri Venezuela memperkirakan bahwa setiap barel pengencer memungkinkan Venezuela memproduksi tiga minyak Sabuk Orinoco, menambahkan, “Perkiraan produksi minyak daerah sabuk saat ini bertambah hingga 450.000 hingga 500.000 barel per hari dan itu terutama karena bantuan Iran.”
Fernandez menekankan bahwa kenaikan tersebut, bersama dengan kenaikan tajam harga minyak, memberikan pendapatan tambahan yang signifikan bagi Pemerintahan Presiden Nicolas Maduro dan membantu mendorong perkiraan bahwa Venezuela akan mencatatkan kenaikan PDB pertamanya dalam enam tahun pada tahun 2022.
